Minggu, 26 Januari 2014
Kehilangan
Untuk seseorang yang sudah kuanggap bagian dari hidupku
"Ya Allah, haruskah kujalani hari-hariku seperti ini? Kehilangan seseorang yang disayang dengan cara terpaksa? Jujur aku tersiksa. Mungkin aku tidaklah lagi berarti baginya. Tapi apa dia tau apa yang aku rasakan? Aku tau dia pasti sangat membenciku. Tapi pernahkah ia mengerti bahwa aku melakukan itu semua demi kebaikannya, demi kebahagiaannya? Ya, selama ini aku kasar. Bahkan itulah caraku agar dia bisa membenciku, menjauhiku, dan melupakanku. Dan karena caraku itulah kini aku semakin merasa hancur.
Ya Allah, aku hanya ingin dia mengerti bahwa jalan hidupnya dan hidupku berbeda.Walaupun aku masih merasakan statusku sebagai adik (angkat) nya. Aku hanya ingin ia mengerti bahwa aku tidak melupakannya semudah yang ia pikirkan, aku tidak membencinya, aku tidak marah padanya, Tetapi aku hanya berpikir bagaimana agar ia bahagia.
Sikap dingin yang kutunjukkan padanya, hanyalah caraku untuk membuatnya benci padaku. Tapi sebenarnya hatiku ingin menangis harus melakukan itu semua. Aku rindu tawanya, aku rindu senyumnya, aku rindu bagaimana dia memarahiku kalau tidak makan, aku rindu semuanya.
Tapi kini, tak pernah lagi ada sapaan darinya, ejekan darinya, cerita darinya, bantuan tugas darinya, dan traktiran darinya /?
Sekarang aku harus mengerti bahwa aku hanyalah masalah baginya. Hanya membuatnya susah dan terbebani.
Yang aku pikirkan saat ini ialah, jika nanti telah sampai pada masa kelulusan sekolah, apakah aku masih tetap menjauhinya? apakah aku masih mengabaikannya? Beruntung jika masuk Sekolah yang sama lagi, kalau tidak? Apakah itu pertemuan terakhir kami? Bisakah aku melaluinya? Aku ingin sekali lagi bisa berjalan berdua dengannya sebelum aku tak bisa lagi terlihat di sudut pandang matanya.
Maafkan aku, yang selama ini mengecewakanmu. Aku hanya ingin bilang, aku benar-benar kehilanganmu."
untuk Abangku tersayang ,
"Ya Allah, haruskah kujalani hari-hariku seperti ini? Kehilangan seseorang yang disayang dengan cara terpaksa? Jujur aku tersiksa. Mungkin aku tidaklah lagi berarti baginya. Tapi apa dia tau apa yang aku rasakan? Aku tau dia pasti sangat membenciku. Tapi pernahkah ia mengerti bahwa aku melakukan itu semua demi kebaikannya, demi kebahagiaannya? Ya, selama ini aku kasar. Bahkan itulah caraku agar dia bisa membenciku, menjauhiku, dan melupakanku. Dan karena caraku itulah kini aku semakin merasa hancur.
Ya Allah, aku hanya ingin dia mengerti bahwa jalan hidupnya dan hidupku berbeda.Walaupun aku masih merasakan statusku sebagai adik (angkat) nya. Aku hanya ingin ia mengerti bahwa aku tidak melupakannya semudah yang ia pikirkan, aku tidak membencinya, aku tidak marah padanya, Tetapi aku hanya berpikir bagaimana agar ia bahagia.
Sikap dingin yang kutunjukkan padanya, hanyalah caraku untuk membuatnya benci padaku. Tapi sebenarnya hatiku ingin menangis harus melakukan itu semua. Aku rindu tawanya, aku rindu senyumnya, aku rindu bagaimana dia memarahiku kalau tidak makan, aku rindu semuanya.
Tapi kini, tak pernah lagi ada sapaan darinya, ejekan darinya, cerita darinya, bantuan tugas darinya, dan traktiran darinya /?
Sekarang aku harus mengerti bahwa aku hanyalah masalah baginya. Hanya membuatnya susah dan terbebani.
Yang aku pikirkan saat ini ialah, jika nanti telah sampai pada masa kelulusan sekolah, apakah aku masih tetap menjauhinya? apakah aku masih mengabaikannya? Beruntung jika masuk Sekolah yang sama lagi, kalau tidak? Apakah itu pertemuan terakhir kami? Bisakah aku melaluinya? Aku ingin sekali lagi bisa berjalan berdua dengannya sebelum aku tak bisa lagi terlihat di sudut pandang matanya.
Maafkan aku, yang selama ini mengecewakanmu. Aku hanya ingin bilang, aku benar-benar kehilanganmu."
untuk Abangku tersayang ,
Memories In December
Title : Memories In December
Author : XiaoHunHae (Dhiya Iftina L)
Genre : Romance,Family,action
Main Cast : -Xi Luhan EXO
-Im
YoonAh GG
Support Cast : EXO’s member, GG’s
member, Yoon Sohee, Apink’s member
Menunggu,
menunggu dan menunggu. Itulah yang Yoona lakukan sejak tadi di Incheon Airport.
Project untuk festival di kampus menjadi tanggung jawabnya. Menjadi wartawan
jadi-jadian untuk mendapatkan berita terupdate yang nantinya akan diterbitkan
di majalah sekolah. Sebenarnya Yoona tak ingin melakukan ini. Tapi Sim Jae
seonsaengnim mengatakan bahwa bidikan kamera Yoona sangatlah bagus. Maka dari
itu Yoona ditugaskan untuk mengambil foto-foto artis,pemandangan, atau bahkan
di event-event penting kenegaraan.
Biasanya
Yoona diberitahu akan memotret siapa. Namun kali ini, tim majalah kampusnya
tidak memberi tahu. Terpaksa Yoona harus mengikuti wartawan-wartawan televisi
dan majalah terkenal lainnya jika mereka berlari-larian. Sudah hampir 3 jam
yang lalu, dia duduk di anak tangga itu. Tenggorokannya mulai mengering, Yoona
pun berjalan menuju salah satu cafe yang menyediakan minuman.
Setelah
dibelinya minuman itu, Yoona kembali keluar cafe. Namun, saat ia keluar
sekerumun wartawan berlari-lari mengejar seorang namja berkulit putih itu. Yoona
kaget bukan karena wartawan itu, tapi karena namja itu menariknya masuk ke
dalam cafe dan bersembunyi dibalik meja kasir.
“Hei, siapa kau menarikku
sembarangan.” Yoona meronta ingin berdiri.
“Diamlah untuk sementara.” Ujar namja
itu.
“Kau ini ke..” belum sempat Yoona
menyambung kalimatnya itu, Namja tampan itu menutup mulut Yoona dan memberi
isyarat untuk diam.
Yoona dapat mendengar kerumunan
wartawan itu sedang mencari-cari namja yang mereka kejar tadi. Setelah mereka
pergi barulah namja itu melepas tangannya dari mulut Yoona.
“Kau ini kenapa sih?” Yoona
menggerutu kesal.
“kau tidak lihat? Aku dikejar
oleh rombongan manusia itu.” Namja itu mulai berdiri dari duduknya.
“Memang kau siapa?” Tanya Yoona.
Tentu saja artis, tidak mungkin dia manusia biasa jika dikejar-kejar wartawan
seperti itu.
“kau tidak kenal aku?” namja itu
berbalik tanya.
“anio. Aku bahkan tak pernah
melihat wajahmu.” Jawab Yoona sambil mengambil tasnya yang jatuh.
“Yang benar saja? Aku ini artis
terkenal. Kau saja yang tidak tahu.” Namja itu menatap Yoona.
“ya sudah, aku akui itu. Lalu
kenapa kau menarikku tadi?”,
“Hmm.. Memang kau mau
terinjak-injak mereka? Masih untung aku tolong.” Ujar namja berparas imut itu.
“Kau namja menyebalkan.” Kata
Yoona sambil berjalan meninggalkan namja itu.
Yoona Pov’s
Mati
aku, apa yang akan kuserahkan pada mereka? Ini gara-gara ulah namja itu. Semoga
aku tidak mendapatkan hukuman.
“Hey, eonni. Kau tau artis
terkenal itu ternyata mahasiswa pertukaran dari China. Omoo!!” eunji meracau
tidak jelas.
“Eunji-ah, obatmu sudah diminum
atau belum? Kau bahkan masih gila seperti biasanya.”kataku sambil menaruh tasku
di meja.
“Eonni, kau tidak tahu artis itu?
Aku serius.” Ujar eunji.
“dan aku juga serius,kalau kau
benar-benar gila hari ini.” Ujarku.
“Hey, Yoona-ah . kau sudah
mendapatkan fotonya?” tanya Taeyeon eonni.
“Mianhaeyo, eonni. Aku tidak
sempat mengambil gambarnya. Kemarin ada namja yang tiba-tiba menarikku untuk
bersembunyi di cafe. Dan itu benar-benar aneh. Dia mengaku kalau dia itu
artis.” Aku menjelaskan kronologinya.
“Ya sudah, lagipula artis itu
juga bersekolah di sini. Kudengar ia akan sekelas denganmu. Kelas wolf. Chukkae
Yoona-ah.” Ujar Taeyeon.
“Selamat untuk apa?”,
“selamat karna kau akan sekelas
dengannya.” Kata taeyeon sambil mengambil tasnya lalu pergi entah kemana.
“Yoona eonni, kalau kau memang
sekelas dengannya. Jangan lupa minta tanda tangannya untukku ya.” Pinta eunji.
“Ani, sebelum kau meminum obatmu
dulu.” Kataku seraya mengacak-acak rambutnya.
“Kyaa..Baboo. aku merapikan
rambutku sampai 1 jam tauu..??” Ujar Eunji kesal.
Siapa
sebenarnya artis itu? Kenapa aku tak pernah tau? Semoga artis itu tak
bermasalah di kelasku. Setidaknya tim majalahku, tak marah karena aku tidak
mendapatkan fotonya.
Author Pov’s
Begitu
namja itu memasuki gerbang Yonsei University itu, segerombol manusia yang
mayoritas adalah yeoja, memegang spanduk atau karton yang bertuliskan ‘WELCOME
XI LUHAN’ sambil meneriakkan nama bias mereka itu. Luhan tak menyangka semua
ini akan terjadi. Luhan memutar setirnya ke arah parkiran, berharap tak ada
fans gila yang mengikutinya. Penjaga pintu gerbang pun sudah menyuruh
yeoja-yeoja itu bubar. Luhan sangat bersyukur satpam itu menyuruh mereka bubar.
Kelas
Wolf..kelas wolf..kelas wolf. Luhan mencari-cari dimana kelas itu berada.
Noonanya Tiffany pernah mengatakan kalau kelas wolf ada di lantai 3 di paling
sudut. Luhan terus berjalan menapaki anak tangga. BRAAKK!! Seorang yeoja
menabraknya.
“Mmm..mianhaeyo. aku tidak
sengaja, aku sedang buru-buru.” Ujar Yoona sambil memunguti berkas-berkas
majalahnya.
“Ne gwenchana.” Luhan membantu
Yoona mengambil kertas-kertasnya.
“Heii..tunggu. Kau namja yang di
cafe kemarin kan?” tanya Yoona tiba-tiba.
“Omoo!! Kenapa aku harus satu
kampus denganmu?” keluhnya.
“Oh ya? Itu salahmu kenapa kau
bersekolah disini. Dasar namja menyebalkan.” Yoona berlari menuruni anak tangga
satu per satu meninggalkan Luhan.
‘Siapa
yeoja ini? Berani-beraninya dia mengatakan aku namja yang menyebalkan.’Ucap
Luhan dalam hati.
Luhan Pov’s
Suara
orang-orang memanggil namaku, mereka semua mendekatiku, mengerubungiku seperti
madu yang dikerubungi lebah. Oh inikah susahnya menjadi artis? Sudah
berkali-kali aku mencoba menjelaskan kalau aku hanyalah artis biasa. Tapi tetap
saja mereka tak bisa diam. Tiba-tiba seisi kelas gaduh menempati bangku mereka
masing-masing. Mungkin ada guru yang datang.
Yang
benar saja, ada guru yang datang. Jessica seonsaengnim. Itu lah yang kulihat
dari pin nama yang dipasangnya di atas kantong bajunya. Sebelum memulai pelajaran
Jessica seonsaengnim mengabsen satu per satu. “Im YoonAh.” Ujar Jessica
seonsaengnim. Seisi kelas hening. Tak ada satupun yang menyahut. Kusadari ada bangku kosong di
sebelahku, dengan tas biru di atasnya.
“Silyehamnida seonsaengnim.” Ujar
yeoja menyebalkan yang kutemui tadi dan kemarin itu.
“Ne, masuklah Yoona-ssi.” Jessica
seonsaengnim menyuruh yeoja itu masuk.
Kulihat
dari tatapannya, sepertinya ia terkejut dan tidak menyukai saat melihat aku
sekelas dengannya, ditambah aku duduk di sebelahnya. Im YoonAh. Akhirnya aku
mengetahui nama yeoja aneh itu.
“Apa kau lihat-lihat?” tanya
Yoona.
“Mmm..siapa yang melihatmu. Pede
sekali kau.” Oh tidak dia tau aku menatapnya sedari tadi.
“Aneh sekali.” Gerutu Yoona.
“Yoona-ssi, kenalkan teman
disebelahmu. Ia mahasiswa pertukaran dari China. Namanya Xi Luhan, ia juga
artis. Salah satu member EXO.” Jessica seonsaengnim tiba-tiba mengenalkan
diriku.
“Hai.” Ujar Yoona singkat sambil
menatap sinis ke arahku.
Matanya.
Ada sesuatu di mata Yoona. Kurasa di matanya ada kilauan yang mengetuk pintu
hatiku. Walaupun dengan tatapa sinis seperti itu. Oh tidak..tidakk.. aku tidak
mungkin menyukainya. Her eyes.. there’s
a smile in her eyes.
Author Pov’s
Luhan
berjalan menuju parkiran. Dilihatnya Yoona sedang berjalan menuju halte bus.
Luhan berniat mengajaknya pulang bersama. Titt..tittt.. Klakson mobil Luhan
mengejutkan Yoona.
“Hei kau. Aku masih ingin hidup.”
Ujar Yoona ketus.
“Siapa yang ingin menabrakmu?
Lagian kau sudah lebih seram jadi manusia apalagi nanti gentayangan jadi
makhluk gaib.” Luhan berbicara dari jendela mobilnya.
“Gomawo atas pujiannya.” Yoona
terus berjalan menuju halte bus.
“Hei, ayolah naik bersamaku. Aku
ingin mengantarmu pulang.”,
“Tidak, terima kasih.” Yoona
masih berdiri di depan halte.
“Ayolah. Sekali saja. Aku ingin
kau menemaniku ke toko buku sebentar.” Ujar Luhan.
“Hmmm...”,
“Kau lama sekali berpikir,
Yoona-ah.” Gerutu Luhan.
“Ne arasseo. Selagi kau tidak
berbuat aneh-aneh kepadaku.” Kata Yoona.
“Kau kira aku perampok ha?
Sudahlah, ayo masuk.” Ajak Luhan.
Di
dalam mobil Luhan dan Yoona hanya diam. Hening, tak bersuara. Mereka berdua
kaku. Bahkan Yoona hanya memandang keluar jendela. “Hmm..kau sering ke toko
buku Yoona-ah?” tiba-tiba suara Luhan memecah keheningan. “Tidak terlalu
sering. Hanya kadang-kadang saja membeli novel.”.
“Lalu apa saja kegiatanmu?” tanya
Luhan.
“Bermain basket di Hangang Park,
bersepeda, kadang bermain futsal.”,
“Jinjja?Maldo andwineun soriya.”
Ujar Luhan tidak percaya.
“Waeyo? Masuk akal saja kalau
yeoja melakukan hal seperti itu.” Kata Yoona
“Tapi kau yeoja cantik, masa main
yang seperti itu?”,
“Itu hanya untuk refreshing
Luhan-ah. Walaupun seperti itu wujudku tetap perempuan.” Jelas Yoona.
“Ne, aku mengerti.”,
“Tadi kau bilang aku cantik?
Bukannya di halte tadi kau bilang aku seram?” pertanyaan Yoona membuat Luhan
membeku.
“Kau seram saat menatapku dengan
sinis. Tapi kau cantik kalau senyum. Kau tau itu?” Ucap Luhan dengan jujur.
“Baru kali ini ada orang yang
mengatakan jujur seperti itu kepadaku.” Yoona tersenyum dengan sendirinya.
“Karena mereka tidak menyadari
kecantikanmu Yoona-ah.” Luhan menatap Yoona seraya tersenyum.
Yoona
tidak sengaja melihat sticker yang tertempel di sudut jendela depan mobil Luhan
‘DEER’. Rusa. “Dia menyukai rusa?”tanya Yoona dalam hati.
“Luhan-ah, kau menyukai Rusa?”
Yoona memberanikan diri untuk bertanya.
“Oh,, tidak terlalu. Arti namaku
dalam bahasa cina ialah Rusa kecil, jadi aku sering dipanggil ‘DEER’.” Luhan
menjelaskan panjang lebar.
“Oh ya? Aku juga sering dipanggil
‘DEER’. Entah kenapa orang-orang memanggilku dengan sebutan itu.
“Kalau begitu kita satu spesies.
Hahaha .” Luhan tertawa disusul suara tawa Yoona yang lucu itu.
Tanpa
mereka sadari hubungan mereka mulai membaik dan mereka sudah mulai akrab. Mobil
silver Luhan sudah sampai di tempat tujuan. Toko Bangunan. Eh Toko Buku..
“Kau mau mencari buku apa Deer?
Hahaha.” Tanya Yoona kepada Luhan.
“Aku ingin mencari buku
rumus-rumus kimia dan buku-buku tentang hukum.” Kata Luhan.
“Apa hubungannya Kimia dan hukum.
Itu sama sekali tidak nyambung.”,
“apa salahnya, Deer?” tanya Luhan
sambil berjalan menuju bagian-bagian buku lainnya.
Yoona
sibuk melihat novel-novel di toko itu. Dilihatnya satu per satu sinopsis yang
tertulis di belakang novel. “Kau mau beli apa?” Luhan mengejutkan Yoona.
“Ani, aku hanya melihat-lihat
saja. Yang ini keren.” Kata Yoona.
“Sini kulihat.” Luhan melihat
novel itu.
“Tapi harganya mahal.” Yoona
cemberut.
“Ya sudah, kapan-kapan kau bisa
membelinya.” Kata Luhan sambil mengajak Yoona ke meja kasir.
Luhan
kembali menjalankan mobilnya menuju arah rumah yang dimaksud Yoona. Luhan rasa
alamat Yoona sama dengan alamatnya. Tapi luhan hanya diam saja.
“Disini.” Kata Yoona sambil
menunjuk rumah bercat biru muda itu.
“Jadi disini rumahmu?”,
“Ne. Memang rumahmu dimana?”tanya
Yoona.
Luhan
memajukan mobilnya ke rumah hijau di sebelah rumah Yoona. Memasukkan mobil itu
ke garasi. Yoona hanya melongo melihatnya.
“Jadi..kau..kau tetanggaku?” ucap
Yoona gelagapan.
“Nde, dan aku baru tau itu.” Ujar
Luhan seraya masuk ke dalam rumah.
Yoona Pov’s
Jadi
namja itu tetangga baruku? Omoo.. apa ini. Kulihat Luhan memasuki rumah hijau
itu. Dia sungguh baik ternyata. Mengasyikkan berbicara dengan namja sepertinya.
Mungkinkah perasaan ini?? Oh..aniya..aniyaa.. Tidak mungkin. Aku bahkan baru mengenalnya.
Lelahnya
hari ini sibuk mengurusi project majalah kampus itu, mana foto namja itu belum
punya. Eottokae?? Aku membanting tubuhku diatas tempat tidur berlapiskan alas
bergambar Manchester United ini. Ingin sekali aku pergi keluar disaat kepalaku
mulai stress seperti ini. Sudah lama aku tidak ke sungai han. Kurasa sudah
sebulan yang lalu, aku ke sana. Dan aku benar-benar merindukannya. Oh..
lelahnya. Mataku mulai tertutup perlahan.
“Eonni,
ayo banguun!! Ini sudah malam. Ayo makan!!” teriak chorong.
“Kyaa..Chorong-ah. Bisakah kau
tidak berteriak di telingaku? Mengganggu saja.” Aku kembali menutup mataku.
“Eonni, eomma dan appa sudah
menunggumu. Ayolah.” Bujuk chorong.
“Ne, arasseo. Pergilah kau, nanti
aku menyusul.” Ujarku.
“awas kalau tidak turun.” Ancam
chorong sambil memasang wajah sok seramnya itu.
“Aku tidak takut padamu,
chorong-ah. Wajahmu sama sekali tak mengerikan.”.
“sudahlah, cepat!!” suara chorong
memekakkan telingaku.
***
“kau terlihat lelah Yoona-ah.”
Ujar appa sambil menyendokkan nasi ke piringnya.
“Ya begitulah appa, aku masih
sibuk dengan project majalah kampusku.” Aku yang sedang kelaparan segera
mengambil piring.
“kami mengumpulkan kalian disini,
karena ada yang harus dibicarakan.” Eomma menatap aku, chorong dan Sehun.
“What happened eomma?” Sehun yang
terbiasa kuliah di Canada menggunakan bahasa inggris.
“Begini, eomma dan appa menyadari
kalau kami tidak bisa bersatu lagi. Mungkin karena keegoisan kami berdua, jadi
tidak mungkin kami mempertahankan ini. Eomma dan appa gak mau lihat kalian
tersiksa karena keadaan ini.” Appa menjelaskan.
Kulihat
wajah Chorong dan Sehun yang semula bahagia dapat berkumpul bersama untuk makan
malam, kini berubah suram. Bahkan kulihat chorong hampir mengeluarkan air
matanya. Aku tidak kuat melihat adik-adikku sedih seperti itu.
“Justru eomma dan appa terlalu
mengikuti keegoisan kalian. Kalian rela berpisah tanpa memikirkan kehidupan
kami. Ada apa dengan kalian? Aku gak mau lihat chorong dan sehun sedih
gara-gara kalian. Kasih sayang kalian itu sudah mulai berkurang, dan sekarang
kalian harus rela melihat kami membagi kasih sayang kalian yang utuh itu.
Kalian benar-benar egois!!” aku melepaskan semua yang ingin kukatakan. Aku yang
geram akan hal ini, menarik kedua adikku ke kamarku.
“Eonni, aku tidak percaya eomma
dan appa akan bercerai.” Chorong masih menangis.
“Chorong-ah, berhentilah
menangis. Kita tidak perlu cengeng seperti ini. Percayalah padaku semuanya akan
baik-baik saja walau tanpa mereka.” Aku berusaha menenangkan Chorong.
“Ne, noona is right. Don’t cry,
everything’s gonna be okay.” Ujar sehun yang duduk di sebelahku.
“Ya, that’s true. God always give
the best to us. Okay? Please don’t cry anymore.” Kataku seraya mengusap kepala
chorong. Aku memeluk kedua adikku ini. Betapa sedihnya hidupku. Oh God, what
happen to my life now?
Luhan Pov’s
Dingin
sekali disini. Ingin sekali aku berselimut, tapi aku bosan di kamar ini.
Sudahlah, lebih baik mengerjakan tugas kuliahku. Sementara aku mengerjakan
tugas, samar-samar terdengar suara yeoja sedang bernyanyi dengan alunan gitar.
Sepertinya yeoja ini sedang sedih, lagu yang ia nyanyikan sangat sedih.
Kucari-cari sumber suara itu. Ternyata yeoja itu tepat di seberang kamarku.
Yoona. Ada apa dengannya? Kulihat matanya sembab seperti habis menangis.
“HEI, DEER. KENAPA JAM SEGINI
BELUM TIDUR?”teriakku dari jendela kamar.
Yoona yang mengetahui aku
memanggilnya segera mengusap air matanya.
“Hei, kau. Kamar kita
bersebrangan ternyata. Aku tidak bisa tidur.” Ujar Yoona dari kamarnya.
“Bagaimana kalau kita keluar,
lalu menyalakan api unggun?” ajakku.
“Hmm..arasseo. Aku tunggu di
halaman belakang ya.” Yoona tersenyum walau aku masih dapat melihat sisa air
matanya mengalir di pipinya.
Aku
mengambil beberapa kayu dan korek api, serta beberapa cemilan. Kulihat Yoona
sudah keluar rumahnya dengan menggunakan baju tebal lengkap dengan sweater
putih yang bercorak salju berwarna biru. Eh, tunggu. Kurasa sweater yang
kupakai saat ini sama dengan punya Yoona. Bagaimana bisa?
“Kau sudah mengambil korek api,
Luhan-ah?” tanya Yoona saat aku memasuki halaman belakang rumahnya.
“Sudah. Ayo kita buat api
unggun.” Aku pun menyalakan korek api pada kayu-kayu yang sudah kusiram dengan
minyak tanah.
Yoona masih terlihat tidak
semangat sambil memegang gitarnya itu. Kurasa sesuatu telah terjadi padanya.
“Yoona-ah, kau terlihat tidak
biasa. Ada masalah?”tanyaku memulai percakapan.
“Anio, aku hanya lelah. Project
majalahku belum selesai.” Terlihat sekali Yoona berbohong padaku.
“Oh ya? Berita apa lagi yang kau
perlukan?”,
“Foto-fotomu yang tak sempat
kuambil saat di bandara.” Ujar Yoona.
“Kau kan bisa mengambil fotoku
kapan saja.” Kataku
“Ne, aku tau. Tapi aku malas.”
Ujar yoona.
“Yoona-ah, jujurlah padaku. Aku
tau kau berbohong. Ada masalah padamu.” Aku mengambil gitar yang Yoona bawa.
Yoona justru menangis dan menutup
wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Aku membaringkan kepalanya di bahuku.
Oh God, jantungku mengapa berdebar seperti ini? Mungkinkah aku menyukainya?
“Appa dan eomma akan bercerai.”
Yoona mulai menghapus air matanya.
“Jinjja? Sudahlah kau tak perlu
bersedih. Aku akan menyanyi untukmu.” Aku menawarkan diri menghibur Yoona.
Kupetik
gitar perlahan-lahan, seraya menyanyikan lagu baby don’t cry. Yoona melihatku
dengan tatapan sayu. Betapa indahnya mata yeoja ini. Pikirku dalam hati.
“Wahh..wahh keren. Suaramu lembut sekali, Luhan-ah.” Yoona
memujiku.
“Kau berlebihan Yoona-ah. Suaraku
biasa saja.” Kataku.
“eh, sweater kita sama, Deer.”
Ujar Yoona yang baru menyadari kalau sweaternya sama denganku.
“kebetulan yoong. Eh, besok kan
libur. Gimana kalau kita jalan-jalan. Refreshing gitu.”,
“Tapi aku tidak bisa pergi kalau
pagi, aku harus ke kampus menyelesaikan project ini dengan rekan satu team ku.”
Kata yoona.
“Kalau begitu, besok malam saja
aku jemput ya. Kurasa Saturday night kan ramai.” Ajakku.
“Kau tak perlu repot menjemputku,
kau tinggal teriak dan aku akan turun keluar Luhan-ah.” Ujar Yoona sambil
tertawa. Lagi-lagi senyuman itu terukir jelas di bibir manisnya.
“Tidak sopan, Deer. Walaupun
kamar kita bersebrangan, tetap saja tidak baik berteriak.” ,
“Ya sudah, aku mau istirahat
dulu. Besok ketemuan oke?” Yoona mengacungkan
jari kelingkingnya.
“Oke, Deer.” Aku membalas acungan
jarinya itu tanda sudah berjanji.
Aku
keluar dari halaman rumah Yoona, seraya menunggunya masuk ke rumahnya terlebih
dahulu. Senyum itu kembali ditorehkan olehnya walau hanya singkat. Aku dapat
melihatnya dibalik gemerlapnya cahaya malam. Aku menyukainya?
Author Pov’s
Saturday
night yang dinanti-nanti Luhan pun tiba. Luhan memakai blazer hitam dengan syal
putih di lehernya. Luhan menapaki kakinya menuju rumah Yoona. Terlihat dari
jauh Yoona duduk di teras rumahnya dengan kedua adiknya.
“Hei, noona. He is coming.” Sehun
memanggil Noona nya.
“Okay, both of you looking for
the house. Chorong-ah , jaga sehun baik-baik. Aku tidak lama.” Kata Yoona.
“lama pun tidak apa-apa. Kami
rasa kau butuh refreshing.” Balas chorong.
“Kalau begitu, kalian berdua bisa
ikut.” Luhan menyarankan.
“Aniyo, kami tidak mau mengganggu
kalian.” Ujar chorong.
“Oh iya, di rumah ada Oh Hayoung,
Tiffany noona dan Chanyeol. Kalian bisa main ke rumah.” Kata Luhan sambil
menunjuk ke halaman belakang rumah.
“Kami pergi dulu, ne?” Yoona
meminta izin kepada kedua adiknya.
“Ne, be careful noona.” Jawab
Sehun
“Luhan oppa, jangan lupa jaga
eonni baik-baik ne?” ujar chorong.
“ne, tentu. Aku akan menjaganya.”
Luhan menjawab dengan pasti.
Yoona
dan Luhan berjalan kaki sambil beberapa kali mengambil foto bersama. Yoona dan
Luhan terlihat menikmati jalan-jalan malam itu. Musim dingin baru saja dimulai
di awal di desember ini. Terlihat bintang-bintang ramai menunjukkan cahayanya.
Kedua rusa ini mulai berbaur bersama kemarin, tetapi sudah dekat sekali. Luhan
yang mempunyai perasaan terhadap Yoona, masih memendamnya. Setiap Yoona ada di
dekatnya, ia merasa nyaman. Tapi jantungnya berdetak sangat cepat. Begitu juga
dengan Yoona. Meskipun tatapannya sangat dingin, mata Yoona tak bisa berbohong.
Yoona juga menyimpan perasaan yang sama terhadap Luhan.
“Yoong, kau haus?” tanya Luhan.
“Hmm..ne.” jawab Yoona singkat.
“Kau tunggu disini, aku akan beli
minuman disana sebentar. Nanti kita ke sungai han. Oke?”,
Yoona hanya menganggukkan
kepalanya. Sementara Yoona menunggu, Luhan berjalan menuju kios yang
menyediakan minuman hangat. Saat menunggu, Yoona sepertinya ada masalah. Dua
orang namja tidak dikenal memaksanya untuk memberika uang. Tapi yoona tidak mau
memberikannya. Dua orang namja itu terus memaksa Yoona. Saat Luhan hendak
kembali ke tempat Yoona berdiri yang agak jauh dari kios itu, Luhan yang
melihat Yoona diganggu oleh perampok itu segera lari. Matanya mendadak berubah
menjadi merah menyala. Ia berubah menjadi liar kini. Dihampirinya kedua namja
itu, dicakar-cakarnya wajah mereka, membanting mereka ke segala arah. Sampai
akhirnya perampok itu pergi.
Yoona
tidak menyangkan itu akan terjadi, Luhan yang sangat ramah itu ternyata
adalah... manusia serigala. Yoona berjalan mendekati Luhan.
“Lu..luhan-ah, gwenchana?” Yoona
sedikit bergetar.
“Ne gwencahana. Kau sendiri?”
Luhan mengecek seluruh wajah Yoona mana tau ia terluka.
Luhan
menarik tangan Yoona dan mengajaknya jalan ke arah sungai Han. Sepanjang jalan
mereka hanya diam, mungkin karena kejadian barusan. Yoona masih tak percaya dan
mungkin tak akan percaya. Sedangkan Luhan takut kalau Yoona akan menjauhinya.
Ia tak mau kehilangan wanita yang ia cintai itu. Tanpa disadari sungai han
sudah di depan mata. Luhan dan Yoona duduk di tepi sungai sambil memandang air
yang begitu tenang mengalir.
“Yoona-ah, kau takut padaku?”
tanya Luhan tiba-tiba.
“Hmm..ne sedikit.” Jawab Yoona.
“Tenang saja, werewolf tidak akan
menyakiti orang baik. Werewolf hanya tidak mau orang yang ia sayangi terluka,
Yoona-ah.” Jelas Luhan.
“Tapi bagaimana bisa, kau adalah
manusia serigala?” Yoona masih keheranan.
“Begini Yoong, aku pernah
menolong eommaku dari ulah werewolf pada waktu itu. Saat itu eommaku melihat
ada werewolf bertengkar dengan penjahat. Karena ia takut, ia melemparkan batu
ke arah mereka. Lalu eommaku hampir mati dibuatnya. Aku melindungi eommaku dan
tidak sengaja membunuh salah satu dari mereka. Pemimpin mereka marah padaku,
dan ia mengutukku menjadi manusia serigala seumur hidupku.” Luhan menjelaskan
kronologi bagaimana ia bisa menjadi werewolf.
“Lalu dimana pemimpin mereka?”
tanya Yoona.
“Hmm.. dia adalah leader di
EXO-M. Kris. Dia bisa kekal, yoong. Selama ada werewolf yang lain, ia akan
kekal. Hanya ada dua cara menghilangkan wujud werewolf, cinta yang tulus dan
membunuhnya.” Ujar Luhan.
“Kalau begitu kita harus
membunuhnya.”,
“Tidak semudah itu,Yoong. Ia sangat
kuat.” Luhan memperingati.
“Itu pasti akan sulit sekali
bagimu, Luhan-ah.” Kata Yoona.
Luhan
masih ingat betul bagaimana werewolf itu mengancamnya. Jika Luhan sampai jatuh
cinta pada manusia, dan manusia itu juga mencintainya, Kris akan membunuhnya.
Karena ia tau, jumah werewolf saat ini sudah sedikit.
“Yoona-ah, kau tau sejak pertama
kali bertemu. Aku merasakan ada yang salah pada diriku.” Luhan mengambil batu
dan melemparnya ke sungai.
“Apa salahnya?” tanya Yoona.
“Mencintai seorang manusia, yaitu
kau.”,
“Mwo? Aku tidak salah dengar?”
Yoona benar-benar tidak percaya.
“Yoona-ah, maukah kau menemaniku
menjalani hidupku yang suram ini? Selalu ada di sisiku saat aku membutuhkanmu?”
Luhan menyatakan perasaannya kepada Yoona.
“hmm..”,
“Aku tau pasti kau akan menjawab
tidak. Hidup dengan orang sepertiku sangatlah beresiko. Aku takut kau terluka.”
Ujar Luhan.
“Aku butuh waktu.” Jawab Yoona
singkat.
11 months Later
Hayoung
berlari ke arah oppa nya yang baru pulang. Terlihat ada sesuatu yang terjadi.
“Oppa..oppa.. Tadi Kris bertemu
denganku.” Ujar Hayoung.
“Mwo? Dia melukaimu?” tanya
Luhan.
“Ani. Tapi ia bilang, ‘jauhi
yeoja itu atau kau akan mati’. Kurasa ia marah kau dekat dengan Yoona eonni.”
Hayoung cemas.
“Sudahlah kau tak perlu
memikirkan itu. Tiffany noona dan chanyeol kemana?” Luhan tidak melihat mereka
dari tadi.
“Tiffany eonni pergi keluar
negeri, katanya ada meeting di Amerika. Chanyeol oppa bermain basket di Hangang
Park.” Ujar Hayoung.
“Arasseo, istirahatlah kau. Kau
pasti sangat lelah.” Luhan menyuruh adiknya itu tidur.
Sementara
itu, Luhan masih cemas akan apa yang diberitahukan Hayoung barusan. Yoona pasti
akan dalam masalah. Walaupun sampai saat ini mereka hanyalah sebatas teman
dekat. Tapi Luhan masih menyimpan perasaan untuk Yoona sampai kapanpun. Sudah
hampir setahun Luhan mengenal Yoona. Yoona bukannya sekali saja pernah ditemui
Kris. Sudah 3 kali kris menemui Yoona. Tapi Luhan selalu berhasil menyelamatkan
Yoona. Dan itu tidak membuat mereka memutuskan hubungan persahabatan mereka.
Yoona selalu ada untuk Luhan, meskipun bukan sebagai kekasih.
Tiba-tiba
handphone Luhan bergetar. Dilihatnya layar ponsel itu, YOONA. Luhan mengangkat
telepon itu. Namun, bukanlah suara Yoona yang terdengar. Ia mengenal suara itu,
Tao dan Kai. Ya pasti mereka.
“Kau mau yeoja ini selamat?
Datanglah ke tempat biasa. Hahaha.” Suara Tao terputus begitu saja.
Luhan
berlari secepat mungkin menuju tempat itu. Tempat dimana Kris, Tao, dan kai
biasa berkumpul. Tinggallah Luhan, Tao, dan Kai werewolf yang tersisa. Kris tidak
mau menghilangkan kutukan itu. Namun ia telah menyalahgunakan kekuatan wolf
nya. Setelah sampai, dilihatnya Yoona diikat dengan tali dan mulut tertutup.
Tao dan Kai berdiri disampingnya.
“Apa yang kalian inginkan? Jika
kalian menginginkanku, jangan bawa-bawa dia.” Ujar Luhan.
“Oh,,lihatlah teman kita ini.
Peduli sekali. Kau jatuh cinta padanya Luhan-ah?” Kai berjalan sempoyongan ke
arahnya.
Luhan
sudah mempersiapkan semua ini, ia membawa pisau yang sudah dilumuri minyak
tanah. Semoga ini membantu.
“lepaskan dia.” Luhan membentak
Kai.
Kai melepaskan pukulannya ke arah
Luhan, namun Luhan dengan gesit menahan tangannya dan mematahkannya ke
belakang. Kai menjerit keras dan mengeluarkan pisau dari kantongnya. Luhan
sudah mengetahu taktik ini sejak lama. Saat kai hendak menusuknya, di
tendangnya kaki kai sehingga ia jatuh dan pisaunya terpental ke atas. Saat
itulah Luhan mengambil pisau itu dan menusuknya ke perut kai. Luhan menjatuhkan
pisau Kai di tanah. Tao yang melihat kejadian itu tak mau kalah, ia mengambil
pisau kai yang luhan jatuhkan tadi dan ia mengeluarkan jurus wushunya. Luhan
hampir kewalahan melawan Tao. Saat Tao hendak membunuh Luhan, seseorang
memukulnya menggunakan besi dari belakang dan saat Tao terjatuh pisau kai yang
ia pegang mengenai tubuhnya sendiri.
Yoona
ternyata sudah terlepas dari ikatannya. Yoona langsung memeluk Luhan.
PROKK..PROKK..PROKK. Terdengar seseorang menepuk tangan. Yoona dan Luhan
menoleh ke belakang. KRIS. Ia datang. Luhan langsung menyuruh Yoona untuk
mundur.
“ternyata kau mengkhianatiku,
Luhan-ah.” Kris berjalan mendekati Luhan.
“Kau tidak pernah mau berubah,
Kris.” Luhan berjalan mengintari Kris.
“Rasakan ini.” Kris mengeluarkan
jurus wolf nya.
Luhan
terpental dan jatuh. Kris benar-benar kuat. Luhan melemparkan pisau yang ia
persiapkan tadi kepada Yoona dan Yoona menangkapnya. Luhan terus melawan Kris.
Namun kris jauh lebih kuat. Kali ini Luhan benar-benar jatuh, ia tak sadarkan
diri. Kris berjalan ke arah Yoona. Kris tidak tahu kalau Yoona sedang memegang
pisau. Saat Kris mendekati Yoona dan memegang tangannya. Yoona mengayunkan
pisau itu dan mengenai tangan kris tepat di simbol naga yang ia miliki di
tangannya. Kris jatuh tersungkur.
Yoona
berlari ke arah Luhan yang tak berdaya. Ia menangis melihat Luhan seperti itu.
Ia takut tak bisa bertemu Luhan lagi.
“Luhan-ah..bangun..bangunn..!!”teriak
Yoona.
Namun
tak ada respon. Yoona semakin bertambah sedih dan air matanya semakin banyak
keluar. Dan saat itulah air matanya jatuh tepat mengenai simbol telekinetik
Luhan dan rambut Luhan berubah menjadi hitam layaknya manusia biasa. Ya, Luhan
kini telah berubah jadi manusia biasa. Karena cinta yang tulus dari Yoona.
Luhan pun tersadar. Dilihatnya Yoona yang kini dihadapannya.
“Yoona-ah, kau melepaskan kutukan
itu.” Kata Luhan sambil memeluk Yoona erat.
“Luhan-ah mianhae. Aku
menyusahkanmu. Membuatmu dalam bahaya.” Kata Yoona.
“sudahlah, sekarang semuanya
sudah berakhir. Aku akan menjagamu selalu.” Ujar Luhan sambil menghapus air
mata Yoona.
“Apa dia sudah mati?”tanya Yoona
sambil menunjuk ke arah Kris.
“Ani,
dia hanya berubah menjadi manusia biasa. Karena kekuatannya besar, jadi pisau
itu hanya membuatnya kehilangan kekuatan itu. Gomawoyo,Deer.” Luhan mengajak
Yoona pergi dari tempat itu.
Yoona
dan Luhan berjalan-jalan ke pinggir sungai Han. Mengingatkan mereka akan hal
yang terjadi tahun lalu, dimana Luhan menyatakan perasaanya pada Yoona.
“Luhan-ah, kau ingat saat kau
menyatakan perasaanmu padaku?” tanya Yoona.
“Ne. Memang kenapa?” Luhan
bertanya balik.
“Aku akan menjawabnya sekarang.
Apa masih ada kesempatan?”,
“Ne, tentu.” Jawab Luhan.
“Aku tau memang perlu waktu untuk
berpikir. Tapi kau harus tau, saat itu aku punya perasaan yang sama padamu. Dan
sekarang kurasa ini waktunya aku harus menemanimu hingga akhir hayatku.” Ujar Yoona.
“Jinjja? Kau serius?” Luhan
bertanya lagi.
“Ne, aku serius Luhan-ah.”Yoona
mengulangnya sekali lagi.
Luhan
memeluk Yoona. Luhan tahu, waktu yang akan menjawab semuanya. Tuhan punya
rencana tersendiri. Saat itulah, salju jatuh diatas mereka. Musim dingin telah
tiba.
“Deer, coba kau hitung berapa
banyak salju yang turun.” Kata Luhan.
“Micheosso. Kau gila. Mana bisa
dihitung.” Yoona menjitak kepala Luhan.
“Seperti itu juga cintaku padamu,
sampai kapanpun kau tak akan bisa menghitung seberapa besar cintaku untukmu.”
Luhan mengadahkan tangannya menyambut salju yang jatuh ditangannya.
“Kalau begitu, sering-seringlah
ke sungai Han. Kau lihat airnya yang mengalir itu. Seperti itu juga cinta dan
kasih sayangku padamu, mungkin suatu saat nanti aku tak bisa selalu menemanimu,
ingatlah cintaku selalu mengalir padamu tak akan berhenti.” Kata Yoona sambil
menunjuk ke arah air.
“Deer, saranghae.” Ujar Luhan
seraya mengacak-acak rambut Yoona.
“Nado saranghae, Deer.” Yoona
mencubit hidung Luhan.
Mereka
menjalani kehidupan mereka dengan nyaman dan aman. Tak ada lagi beban. Semuanya
telah berubah.
Luhan Pov’s
Alarm
berbunyi nyaring di telingaku. Jam menunjukkan pukul 07.00. Aku akan telat ke
kampus kalau begini. Saat aku bangun, dan membuka jendela kamarku, kulihat kamar
di seberang itu. Ada kertas dengan tulisan tertempel di jendela itu.
“KAU TERLAMBAT BANGUN LAGI, DEER.
AKU MENUNGGUMU DI TERAS.”
Yoona
sudah menungguku ternyata. Sulit sekali bagiku untuk bangun pagi. Aku segera
berlari ke kamar mandi dan bersiap-siap.
“Hyung, kau tidak sarapan dulu?”
tanya Chanyeol.
“Aku buru-buru.” Ujarku.
“Ya tentu saja. Kau selalu bangun
kesiangan oppa. Dan Yoona eonni sudah menunggumu.” Hayoung memarahiku.
Kulihat
Yoona sudah menunggu di teras rumahnya. Dengan sigap ku arahkan setirku ke
depan rumahnya.
“Kau makan apa semalam, lambat
sekali bangun.” Gerutu Yoona saat memasuki mobil.
“Aku termakan cintamu, Yoong.”,
“Gombal lagi. Kajja, nanti kita
terlambat.”ajak Yoona.
Sesampainya
di kampus, Yoona tidak pernah absen masuk ke ruangan project majalahnya itu.
Kulihat ada eunji dan suho disana.
“Hei, kalian sudah dekat saja.”
Kataku kepada suho.
“Kami jadian, hyung.” Jawab suho.
“Chukkae. Pabo yeoja-ah.” Ujar
Yoona sambil memukul pelan kepala eunji.
“Aku bukan yeoja yang gila lagi,
eonni.” Eunji mengerucutkan bibirnya.
“Memang kalian saja yang boleh
pacaran.” Suho menyambung.
Aku
tahu, kini Yoona sudah menjadi milikku. Dia merubah segala hidupku. Dia
melepaskanku dari jeratan werewolf. Dan aku janji aku akan menjaganya. Karena
aku tak mau sesuatu terjadi lagi dan akan mengubah hidupku lagi.
Author pov’s
1 year later, 5th december 2013
Hari
ini adalah hari jadi Yoona dan Luhan yang pertama. Tidak terasa waktu sudah
membawa hubungan mereka selama setahun ini. Suka duka mereka hadapi bersama,
tak ada yang tersakiti, dan tak ada yang terlukai. Luhan mengajak Yoona ke
tengah kota Seoul. Mereka akan berjalan-jalan selama salju turun menghujani
kota Seoul. Luhan berencana akan memberikan Yoona hadiah hari ini.
“Yoona-ah, aku ingin memberimu
hadiah.” Ujar Luhan.
“apa hadiahnya?” tanya Yoona yang
penasaran.
“Nanti akan kuberi. Kau
berjalan-jalanlah dulu. Nanti kita ketemu di depan gedung Concert Hall itu,
okay?” Luhan berlari meninggalkan Yoona untuk membeli hadiah.
Yoona
berkeliling sendirian. Ia bersyukur masih dapat menemani Luhan selama setahun
ini. Dia akan berusaha menjadi yang terbaik untuk Luhan. Setelah lelah
berkeliling, Yoona memutuskan untuk duduk di bangku taman yang berada di depan
Concert Hall yang Luhan katakan tadi. Beberapa menit kemudian, Yoona tidak
sengaja melihat Kris disana. Dilihatnya Kris menggenggam pistol yang ia
sembunyikan di kantong jasnya.
“Oh tidak, ini akan jadi masalah
lagi.” Ucap Yoona dalam hati.
Dilihatnya
Luhan sudah berjalan menuju concert Hall. Luhan menunggu di anak tangga itu.
Dan dilihatnya lagi Kris yang berdiri agak jauh darinya. Namun ia masih dapat
melihat gerak-gerik Kris. Diangkatnya pistol itu mengarah ke Luhan. Yoona tahu
kris hendak menembak Luhan. Saat kris melepaskan tembakan ke arah Luhan, saat
itu pula lah Yoona berlari ke tengah. Dan... Peluru menusuk jantungnya.
Luhan
yang melihat itu segera berlari begitu cepat ke arah Yoona seraya membawa
hadiah yang berisi kosmetik itu. Digenggamnya tangan Yoona yang begitu dingin.
Darah segar mengalir di tubuhnya.
“Yoona-ah, maafkan aku. Mianhae,
aku meninggalkanmu.” Luhan menangis tersedu-sedu.
“Lu..lu..han-ah, seharusnya aku
yang minta maaf. Karena aku tidak bisa menemanimu ke depannya. Mungkin tak akan ada lagi, desember-desember
indah yang kita lalui bersama. Luhan-ah, kau hanya perlu tau, aku sangat
menyayangimu. Saat aku tak bisa lagi disisimu, carilah penggantiku yang bisa
membuatmu nyaman, Deer. Sarang..ha..e” Ucapan Yoona terputus begitu saja, dan
saat itu pula mobil polisi datang menangkap Kris.
“Yoona, jangan tinggalkan akuu!!
Aku mencintaimu sangat mencintamu. Yoona-ah kau berjanji akan menemaniku.
Kenapa kau tinggalkan aku??” Luhan menangis sambil memeluk Yoona yang sudah tak
bernyawa lagi.
2 years later, 5th december 2015
“chagiya,
kau tunggu di mobil. Nanti aku akan kembali secepat mungkin.” Luhan
meninggalkan kekasihnya itu di dalam mobil.
Yoon sohee. Itulah yeoja yang
kini mengisi hatinya setelah 2 tahun kepergian cinta pertamanya, Yoona.
Hari-harinya kini sepi, meskipun sudah mendapatkan pengganti. Tak ada yang bisa
menggantikan kasih sayang dan cinta Yoona.
Luhan
kembali dengan membawa seperangkat barang kosmetik di tangannya. Saat ia
melewati concert hall, saat itu pula tiba-tiba memorinya berputar kembali
dimana kejadian itu terjadi. Itu sudah lama sekali. 2 tahun yang lalu. Yoona
yang tertembak pada hari itu, darah, dan barang kosmetik. Ia ingat betul saat
itu ia hendak memberi Yoona hadiah berupa barang kosmetik dan peristiwa tragis
itu terjadi.
Membawa
kenangan-kenangan indah yang ia lakukan bersama Yoona dahulu. Semua kejadian
yang mereka lalui. Bagaimana Luhan bisa menjadi manusia biasa seperti sekarang
ini. Semuanya tak akan bisa terlupa begitu saja. Terutama kenangan bulan
desember di Sungai Han. Luhan tau, Yoona bahagia melihatnya bahagia. Tapi Luhan
tak akan bahagia tanpa Yoona di sisinya lagi. Luhan berdiri lama sekali di
depan concert hall itu, memandangi bangku taman dimana Yoona duduk terakhir
kalinya.
“Yoona-ah, kau jahat sekali. Kau
bahkan belum selesai menghitung salju yang turun setiap musim dingin. Aku
merindukanmu.” Luhan bergumam di dalam hati
Butuh
waktu yang sangat lama untuk melupakan bagaimana senyuman Yoona dapat
melelehkan hatinya, bagaimana wajah seram Yoona saat marah padanya, bagaimana
ia bersembunyi di cafe bersama Yoona, dan bagaimana mata Yoona yang indah itu
menangis. Semuanya sulit dilupakan.
“Seberapa kuat caraku
melupakanmu, itu tak akan terjadi selama masih ada desember selanjutnya dan
selanjutnya. Aku hanya ingin kau tau, Deer. Melupakanmu adalah hal terburuk
yang tak pernah ingin kulakukan. Aku pasti akan selalu mengunjungimu, dan aku
akan sering bermain ke sungai Han. Saranghae.” Perlahan air mata Luhan menetes
membasahi pipinya.
-cinta yang tulus, tak akan
pernah terlupakan walau bagaimanapun kau berusaha melupakannya. –
Author quotes
~END~
Rabu, 01 Januari 2014
Hiring Admin for YourRPWQuotes
Kita lagi nyari admin buat fanbase ini. Yg minat liat syarat nya.
syarat :
-Aktif
-tidak sedang hiatus/semi hiatus/long hiatus
-tidak berniat ingin leave atau deact
-tidak berniat menjadi hacker
-saat ngadmin tdk boleh memposting hal yg berbau yadong
-dapat on pada wktu yg kalian tentukan sendiri dan harus konsekuen.
-tidak memposting hal-hal yg dpt menyebabkan fanwar
-harus ramah, baik, tidak kasar
-boleh mempromote akun rp sndiri jika saat akan off.
-usahakan setiap sebelum memulai kegiatannya, berusahalah untuk menambahkan followers.
-kegiatan-kegiatan yg dilakukan harus lebih kreatif. Karena sebelumnya fanbase ini hanya menyediakan jasa wgf,wgl,menfess dan lainnya.
-Jika ingin merubah bio atau ada yg lain yg ingin kalian ubah, harus seizin owner.
Setelah mengerti syaratnya, jawab pertanyaan di bawah ini, Lalu kalian kirim DM ke @KL_YoonaGG atau @blueyoonah. Bisa juga melalui gmail atau twitlonger.
1. Jika terpilih, kegiatan apa lagi yg akan kalian lakukan selama ngadmin?
2. Bisa on pda jam brp saja?
3. skrg duduk di kelas brp?
syarat :
-Aktif
-tidak sedang hiatus/semi hiatus/long hiatus
-tidak berniat ingin leave atau deact
-tidak berniat menjadi hacker
-saat ngadmin tdk boleh memposting hal yg berbau yadong
-dapat on pada wktu yg kalian tentukan sendiri dan harus konsekuen.
-tidak memposting hal-hal yg dpt menyebabkan fanwar
-harus ramah, baik, tidak kasar
-boleh mempromote akun rp sndiri jika saat akan off.
-usahakan setiap sebelum memulai kegiatannya, berusahalah untuk menambahkan followers.
-kegiatan-kegiatan yg dilakukan harus lebih kreatif. Karena sebelumnya fanbase ini hanya menyediakan jasa wgf,wgl,menfess dan lainnya.
-Jika ingin merubah bio atau ada yg lain yg ingin kalian ubah, harus seizin owner.
Setelah mengerti syaratnya, jawab pertanyaan di bawah ini, Lalu kalian kirim DM ke @KL_YoonaGG atau @blueyoonah. Bisa juga melalui gmail atau twitlonger.
1. Jika terpilih, kegiatan apa lagi yg akan kalian lakukan selama ngadmin?
2. Bisa on pda jam brp saja?
3. skrg duduk di kelas brp?
Langganan:
Postingan (Atom)