Minggu, 26 Januari 2014














Kehilangan

Untuk seseorang yang sudah kuanggap bagian dari hidupku

"Ya Allah, haruskah kujalani hari-hariku seperti ini? Kehilangan seseorang yang disayang dengan cara terpaksa? Jujur aku tersiksa. Mungkin aku tidaklah lagi berarti baginya. Tapi apa dia tau apa yang aku rasakan? Aku tau dia pasti sangat membenciku. Tapi pernahkah ia mengerti bahwa aku melakukan itu semua demi kebaikannya, demi kebahagiaannya? Ya, selama ini aku kasar. Bahkan itulah caraku agar dia bisa membenciku, menjauhiku, dan melupakanku. Dan karena caraku itulah kini aku semakin merasa hancur.
Ya Allah, aku hanya ingin dia mengerti bahwa jalan hidupnya dan hidupku berbeda.Walaupun aku masih merasakan statusku sebagai adik (angkat) nya. Aku hanya ingin ia mengerti bahwa aku tidak melupakannya semudah yang ia pikirkan, aku tidak membencinya, aku tidak marah padanya, Tetapi aku hanya berpikir bagaimana agar ia bahagia.
Sikap dingin yang kutunjukkan padanya, hanyalah caraku untuk membuatnya benci padaku. Tapi sebenarnya hatiku ingin menangis harus melakukan itu semua. Aku rindu tawanya, aku rindu senyumnya, aku rindu bagaimana dia memarahiku kalau tidak makan, aku rindu semuanya.
Tapi kini, tak pernah lagi ada sapaan darinya, ejekan darinya, cerita darinya, bantuan tugas darinya, dan traktiran darinya /?
Sekarang aku harus mengerti bahwa aku hanyalah masalah baginya. Hanya membuatnya susah dan terbebani.
Yang aku pikirkan saat ini ialah, jika nanti telah sampai pada masa kelulusan sekolah, apakah aku masih tetap menjauhinya? apakah aku masih mengabaikannya? Beruntung jika masuk Sekolah yang sama lagi, kalau tidak? Apakah itu pertemuan terakhir kami? Bisakah aku melaluinya? Aku ingin sekali lagi bisa berjalan berdua dengannya sebelum aku tak bisa lagi terlihat di sudut pandang matanya.

Maafkan aku, yang selama ini mengecewakanmu. Aku hanya ingin bilang, aku benar-benar kehilanganmu."

untuk Abangku tersayang ,

Memories In December



Title       : Memories In December
Author  : XiaoHunHae (Dhiya Iftina L)
Genre   : Romance,Family,action
Main Cast :          -Xi Luhan EXO
                                -Im YoonAh GG
Support Cast : EXO’s member, GG’s member, Yoon Sohee, Apink’s member

                Menunggu, menunggu dan menunggu. Itulah yang Yoona lakukan sejak tadi di Incheon Airport. Project untuk festival di kampus menjadi tanggung jawabnya. Menjadi wartawan jadi-jadian untuk mendapatkan berita terupdate yang nantinya akan diterbitkan di majalah sekolah. Sebenarnya Yoona tak ingin melakukan ini. Tapi Sim Jae seonsaengnim mengatakan bahwa bidikan kamera Yoona sangatlah bagus. Maka dari itu Yoona ditugaskan untuk mengambil foto-foto artis,pemandangan, atau bahkan di event-event penting kenegaraan.
                Biasanya Yoona diberitahu akan memotret siapa. Namun kali ini, tim majalah kampusnya tidak memberi tahu. Terpaksa Yoona harus mengikuti wartawan-wartawan televisi dan majalah terkenal lainnya jika mereka berlari-larian. Sudah hampir 3 jam yang lalu, dia duduk di anak tangga itu. Tenggorokannya mulai mengering, Yoona pun berjalan menuju salah satu cafe yang menyediakan minuman.
                Setelah dibelinya minuman itu, Yoona kembali keluar cafe. Namun, saat ia keluar sekerumun wartawan berlari-lari mengejar seorang namja berkulit putih itu. Yoona kaget bukan karena wartawan itu, tapi karena namja itu menariknya masuk ke dalam cafe dan bersembunyi dibalik meja kasir.
“Hei, siapa kau menarikku sembarangan.” Yoona meronta ingin berdiri.
“Diamlah untuk sementara.” Ujar namja itu.
“Kau ini ke..” belum sempat Yoona menyambung kalimatnya itu, Namja tampan itu menutup mulut Yoona dan memberi isyarat untuk diam.
Yoona dapat mendengar kerumunan wartawan itu sedang mencari-cari namja yang mereka kejar tadi. Setelah mereka pergi barulah namja itu melepas tangannya dari mulut Yoona.
“Kau ini kenapa sih?” Yoona menggerutu kesal.
“kau tidak lihat? Aku dikejar oleh rombongan manusia itu.” Namja itu mulai berdiri dari duduknya.
“Memang kau siapa?” Tanya Yoona. Tentu saja artis, tidak mungkin dia manusia biasa jika dikejar-kejar wartawan seperti itu.
“kau tidak kenal aku?” namja itu berbalik tanya.
“anio. Aku bahkan tak pernah melihat wajahmu.” Jawab Yoona sambil mengambil tasnya yang jatuh.
“Yang benar saja? Aku ini artis terkenal. Kau saja yang tidak tahu.” Namja itu menatap Yoona.
“ya sudah, aku akui itu. Lalu kenapa kau menarikku tadi?”,
“Hmm.. Memang kau mau terinjak-injak mereka? Masih untung aku tolong.” Ujar namja berparas imut itu.
“Kau namja menyebalkan.” Kata Yoona sambil berjalan meninggalkan namja itu.

Yoona Pov’s
                Mati aku, apa yang akan kuserahkan pada mereka? Ini gara-gara ulah namja itu. Semoga aku tidak mendapatkan hukuman.
“Hey, eonni. Kau tau artis terkenal itu ternyata mahasiswa pertukaran dari China. Omoo!!” eunji meracau tidak jelas.
“Eunji-ah, obatmu sudah diminum atau belum? Kau bahkan masih gila seperti biasanya.”kataku sambil menaruh tasku di meja.
“Eonni, kau tidak tahu artis itu? Aku serius.” Ujar eunji.
“dan aku juga serius,kalau kau benar-benar gila hari ini.” Ujarku.
“Hey, Yoona-ah . kau sudah mendapatkan fotonya?” tanya Taeyeon eonni.
“Mianhaeyo, eonni. Aku tidak sempat mengambil gambarnya. Kemarin ada namja yang tiba-tiba menarikku untuk bersembunyi di cafe. Dan itu benar-benar aneh. Dia mengaku kalau dia itu artis.” Aku menjelaskan kronologinya.
“Ya sudah, lagipula artis itu juga bersekolah di sini. Kudengar ia akan sekelas denganmu. Kelas wolf. Chukkae Yoona-ah.” Ujar Taeyeon.
“Selamat untuk apa?”,
“selamat karna kau akan sekelas dengannya.” Kata taeyeon sambil mengambil tasnya lalu pergi entah kemana.
“Yoona eonni, kalau kau memang sekelas dengannya. Jangan lupa minta tanda tangannya untukku ya.” Pinta eunji.
“Ani, sebelum kau meminum obatmu dulu.” Kataku seraya mengacak-acak rambutnya.
“Kyaa..Baboo. aku merapikan rambutku sampai 1 jam tauu..??” Ujar Eunji kesal.
                Siapa sebenarnya artis itu? Kenapa aku tak pernah tau? Semoga artis itu tak bermasalah di kelasku. Setidaknya tim majalahku, tak marah karena aku tidak mendapatkan fotonya.
Author Pov’s
                Begitu namja itu memasuki gerbang Yonsei University itu, segerombol manusia yang mayoritas adalah yeoja, memegang spanduk atau karton yang bertuliskan ‘WELCOME XI LUHAN’ sambil meneriakkan nama bias mereka itu. Luhan tak menyangka semua ini akan terjadi. Luhan memutar setirnya ke arah parkiran, berharap tak ada fans gila yang mengikutinya. Penjaga pintu gerbang pun sudah menyuruh yeoja-yeoja itu bubar. Luhan sangat bersyukur satpam itu menyuruh mereka bubar.
                Kelas Wolf..kelas wolf..kelas wolf. Luhan mencari-cari dimana kelas itu berada. Noonanya Tiffany pernah mengatakan kalau kelas wolf ada di lantai 3 di paling sudut. Luhan terus berjalan menapaki anak tangga. BRAAKK!! Seorang yeoja menabraknya.
“Mmm..mianhaeyo. aku tidak sengaja, aku sedang buru-buru.” Ujar Yoona sambil memunguti berkas-berkas majalahnya.
“Ne gwenchana.” Luhan membantu Yoona mengambil kertas-kertasnya.
“Heii..tunggu. Kau namja yang di cafe kemarin kan?” tanya Yoona tiba-tiba.
“Omoo!! Kenapa aku harus satu kampus denganmu?” keluhnya.
“Oh ya? Itu salahmu kenapa kau bersekolah disini. Dasar namja menyebalkan.” Yoona berlari menuruni anak tangga satu per satu meninggalkan Luhan.
                ‘Siapa yeoja ini? Berani-beraninya dia mengatakan aku namja yang menyebalkan.’Ucap Luhan dalam hati.
Luhan Pov’s
                Suara orang-orang memanggil namaku, mereka semua mendekatiku, mengerubungiku seperti madu yang dikerubungi lebah. Oh inikah susahnya menjadi artis? Sudah berkali-kali aku mencoba menjelaskan kalau aku hanyalah artis biasa. Tapi tetap saja mereka tak bisa diam. Tiba-tiba seisi kelas gaduh menempati bangku mereka masing-masing. Mungkin ada guru yang datang.
                Yang benar saja, ada guru yang datang. Jessica seonsaengnim. Itu lah yang kulihat dari pin nama yang dipasangnya di atas kantong bajunya. Sebelum memulai pelajaran Jessica seonsaengnim mengabsen satu per satu. “Im YoonAh.” Ujar Jessica seonsaengnim. Seisi kelas hening. Tak ada satupun  yang menyahut. Kusadari ada bangku kosong di sebelahku, dengan tas biru di atasnya.
“Silyehamnida seonsaengnim.” Ujar yeoja menyebalkan yang kutemui tadi dan kemarin itu.
“Ne, masuklah Yoona-ssi.” Jessica seonsaengnim menyuruh yeoja itu masuk.
                Kulihat dari tatapannya, sepertinya ia terkejut dan tidak menyukai saat melihat aku sekelas dengannya, ditambah aku duduk di sebelahnya. Im YoonAh. Akhirnya aku mengetahui nama yeoja aneh itu.
“Apa kau lihat-lihat?” tanya Yoona.
“Mmm..siapa yang melihatmu. Pede sekali kau.” Oh tidak dia tau aku menatapnya sedari tadi.
“Aneh sekali.” Gerutu Yoona.
“Yoona-ssi, kenalkan teman disebelahmu. Ia mahasiswa pertukaran dari China. Namanya Xi Luhan, ia juga artis. Salah satu member EXO.” Jessica seonsaengnim tiba-tiba mengenalkan diriku.
“Hai.” Ujar Yoona singkat sambil menatap sinis ke arahku.
                Matanya. Ada sesuatu di mata Yoona. Kurasa di matanya ada kilauan yang mengetuk pintu hatiku. Walaupun dengan tatapa sinis seperti itu. Oh tidak..tidakk.. aku tidak mungkin menyukainya. Her eyes..  there’s a smile in her eyes.
Author Pov’s
                Luhan berjalan menuju parkiran. Dilihatnya Yoona sedang berjalan menuju halte bus. Luhan berniat mengajaknya pulang bersama. Titt..tittt.. Klakson mobil Luhan mengejutkan Yoona.
“Hei kau. Aku masih ingin hidup.” Ujar Yoona ketus.
“Siapa yang ingin menabrakmu? Lagian kau sudah lebih seram jadi manusia apalagi nanti gentayangan jadi makhluk gaib.” Luhan berbicara dari jendela mobilnya.
“Gomawo atas pujiannya.” Yoona terus berjalan menuju halte bus.
“Hei, ayolah naik bersamaku. Aku ingin mengantarmu pulang.”,
“Tidak, terima kasih.” Yoona masih berdiri di depan halte.
“Ayolah. Sekali saja. Aku ingin kau menemaniku ke toko buku sebentar.” Ujar Luhan.
“Hmmm...”,
“Kau lama sekali berpikir, Yoona-ah.” Gerutu Luhan.
“Ne arasseo. Selagi kau tidak berbuat aneh-aneh kepadaku.” Kata Yoona.
“Kau kira aku perampok ha? Sudahlah, ayo masuk.” Ajak Luhan.
                Di dalam mobil Luhan dan Yoona hanya diam. Hening, tak bersuara. Mereka berdua kaku. Bahkan Yoona hanya memandang keluar jendela. “Hmm..kau sering ke toko buku Yoona-ah?” tiba-tiba suara Luhan memecah keheningan. “Tidak terlalu sering. Hanya kadang-kadang saja membeli novel.”.
“Lalu apa saja kegiatanmu?” tanya Luhan.
“Bermain basket di Hangang Park, bersepeda, kadang bermain futsal.”,
“Jinjja?Maldo andwineun soriya.” Ujar Luhan tidak percaya.
“Waeyo? Masuk akal saja kalau yeoja melakukan hal seperti itu.” Kata Yoona
“Tapi kau yeoja cantik, masa main yang seperti itu?”,
“Itu hanya untuk refreshing Luhan-ah. Walaupun seperti itu wujudku tetap perempuan.”  Jelas Yoona.
“Ne, aku mengerti.”,
“Tadi kau bilang aku cantik? Bukannya di halte tadi kau bilang aku seram?” pertanyaan Yoona membuat Luhan membeku.
“Kau seram saat menatapku dengan sinis. Tapi kau cantik kalau senyum. Kau tau itu?” Ucap Luhan dengan jujur.
“Baru kali ini ada orang yang mengatakan jujur seperti itu kepadaku.”  Yoona tersenyum dengan sendirinya.
“Karena mereka tidak menyadari kecantikanmu Yoona-ah.” Luhan menatap Yoona seraya tersenyum.
                Yoona tidak sengaja melihat sticker yang tertempel di sudut jendela depan mobil Luhan ‘DEER’. Rusa. “Dia menyukai rusa?”tanya Yoona dalam hati.
“Luhan-ah, kau menyukai Rusa?” Yoona memberanikan diri untuk bertanya.
“Oh,, tidak terlalu. Arti namaku dalam bahasa cina ialah Rusa kecil, jadi aku sering dipanggil ‘DEER’.” Luhan menjelaskan panjang lebar.
“Oh ya? Aku juga sering dipanggil ‘DEER’. Entah kenapa orang-orang memanggilku dengan sebutan itu.
“Kalau begitu kita satu spesies. Hahaha .” Luhan tertawa disusul suara tawa Yoona yang lucu itu.
                Tanpa mereka sadari hubungan mereka mulai membaik dan mereka sudah mulai akrab. Mobil silver Luhan sudah sampai di tempat tujuan. Toko Bangunan. Eh Toko Buku..
“Kau mau mencari buku apa Deer? Hahaha.” Tanya Yoona kepada Luhan.
“Aku ingin mencari buku rumus-rumus kimia dan buku-buku tentang hukum.” Kata Luhan.
“Apa hubungannya Kimia dan hukum. Itu sama sekali tidak nyambung.”,
“apa salahnya, Deer?” tanya Luhan sambil berjalan menuju bagian-bagian buku lainnya.
                Yoona sibuk melihat novel-novel di toko itu. Dilihatnya satu per satu sinopsis yang tertulis di belakang novel. “Kau mau beli apa?” Luhan mengejutkan Yoona.
“Ani, aku hanya melihat-lihat saja. Yang ini keren.” Kata Yoona.
“Sini kulihat.” Luhan melihat novel itu.
“Tapi harganya mahal.” Yoona cemberut.
“Ya sudah, kapan-kapan kau bisa membelinya.” Kata Luhan sambil mengajak Yoona ke meja kasir.
                Luhan kembali menjalankan mobilnya menuju arah rumah yang dimaksud Yoona. Luhan rasa alamat Yoona sama dengan alamatnya. Tapi luhan hanya diam saja.
“Disini.” Kata Yoona sambil menunjuk rumah bercat biru muda itu.
“Jadi disini rumahmu?”,
“Ne. Memang rumahmu dimana?”tanya Yoona.
                Luhan memajukan mobilnya ke rumah hijau di sebelah rumah Yoona. Memasukkan mobil itu ke garasi. Yoona hanya melongo melihatnya.
“Jadi..kau..kau tetanggaku?” ucap Yoona gelagapan.
“Nde, dan aku baru tau itu.” Ujar Luhan seraya masuk ke dalam rumah.
                Yoona Pov’s
                Jadi namja itu tetangga baruku? Omoo.. apa ini. Kulihat Luhan memasuki rumah hijau itu. Dia sungguh baik ternyata. Mengasyikkan berbicara dengan namja sepertinya. Mungkinkah perasaan ini?? Oh..aniya..aniyaa.. Tidak mungkin. Aku bahkan baru mengenalnya.
                Lelahnya hari ini sibuk mengurusi project majalah kampus itu, mana foto namja itu belum punya. Eottokae?? Aku membanting tubuhku diatas tempat tidur berlapiskan alas bergambar Manchester United ini. Ingin sekali aku pergi keluar disaat kepalaku mulai stress seperti ini. Sudah lama aku tidak ke sungai han. Kurasa sudah sebulan yang lalu, aku ke sana. Dan aku benar-benar merindukannya. Oh.. lelahnya. Mataku mulai tertutup perlahan.
                “Eonni, ayo banguun!! Ini sudah malam. Ayo makan!!” teriak chorong.
“Kyaa..Chorong-ah. Bisakah kau tidak berteriak di telingaku? Mengganggu saja.” Aku kembali menutup mataku.
“Eonni, eomma dan appa sudah menunggumu. Ayolah.” Bujuk chorong.
“Ne, arasseo. Pergilah kau, nanti aku menyusul.” Ujarku.
“awas kalau tidak turun.” Ancam chorong sambil memasang wajah sok seramnya itu.
“Aku tidak takut padamu, chorong-ah. Wajahmu sama sekali tak mengerikan.”.
“sudahlah, cepat!!” suara chorong memekakkan telingaku.
***
“kau terlihat lelah Yoona-ah.” Ujar appa sambil menyendokkan nasi ke piringnya.
“Ya begitulah appa, aku masih sibuk dengan project majalah kampusku.” Aku yang sedang kelaparan segera mengambil piring.
“kami mengumpulkan kalian disini, karena ada yang harus dibicarakan.” Eomma menatap aku, chorong dan Sehun.
“What happened eomma?” Sehun yang terbiasa kuliah di Canada menggunakan bahasa inggris.
“Begini, eomma dan appa menyadari kalau kami tidak bisa bersatu lagi. Mungkin karena keegoisan kami berdua, jadi tidak mungkin kami mempertahankan ini. Eomma dan appa gak mau lihat kalian tersiksa karena keadaan ini.” Appa menjelaskan.
                Kulihat wajah Chorong dan Sehun yang semula bahagia dapat berkumpul bersama untuk makan malam, kini berubah suram. Bahkan kulihat chorong hampir mengeluarkan air matanya. Aku tidak kuat melihat adik-adikku sedih seperti itu.
“Justru eomma dan appa terlalu mengikuti keegoisan kalian. Kalian rela berpisah tanpa memikirkan kehidupan kami. Ada apa dengan kalian? Aku gak mau lihat chorong dan sehun sedih gara-gara kalian. Kasih sayang kalian itu sudah mulai berkurang, dan sekarang kalian harus rela melihat kami membagi kasih sayang kalian yang utuh itu. Kalian benar-benar egois!!” aku melepaskan semua yang ingin kukatakan. Aku yang geram akan hal ini, menarik kedua adikku ke kamarku.
“Eonni, aku tidak percaya eomma dan appa akan bercerai.” Chorong masih menangis.
“Chorong-ah, berhentilah menangis. Kita tidak perlu cengeng seperti ini. Percayalah padaku semuanya akan baik-baik saja walau tanpa mereka.” Aku berusaha menenangkan Chorong.
“Ne, noona is right. Don’t cry, everything’s gonna be okay.” Ujar sehun yang duduk di sebelahku.
“Ya, that’s true. God always give the best to us. Okay? Please don’t cry anymore.” Kataku seraya mengusap kepala chorong. Aku memeluk kedua adikku ini. Betapa sedihnya hidupku. Oh God, what happen to my life now?
Luhan Pov’s
                Dingin sekali disini. Ingin sekali aku berselimut, tapi aku bosan di kamar ini. Sudahlah, lebih baik mengerjakan tugas kuliahku. Sementara aku mengerjakan tugas, samar-samar terdengar suara yeoja sedang bernyanyi dengan alunan gitar. Sepertinya yeoja ini sedang sedih, lagu yang ia nyanyikan sangat sedih. Kucari-cari sumber suara itu. Ternyata yeoja itu tepat di seberang kamarku. Yoona. Ada apa dengannya? Kulihat matanya sembab seperti habis menangis.
“HEI, DEER. KENAPA JAM SEGINI BELUM TIDUR?”teriakku dari jendela kamar.
Yoona yang mengetahui aku memanggilnya segera mengusap air matanya.
“Hei, kau. Kamar kita bersebrangan ternyata. Aku tidak bisa tidur.” Ujar Yoona dari kamarnya.
“Bagaimana kalau kita keluar, lalu menyalakan api unggun?” ajakku.
“Hmm..arasseo. Aku tunggu di halaman belakang ya.” Yoona tersenyum walau aku masih dapat melihat sisa air matanya mengalir di pipinya.
                Aku mengambil beberapa kayu dan korek api, serta beberapa cemilan. Kulihat Yoona sudah keluar rumahnya dengan menggunakan baju tebal lengkap dengan sweater putih yang bercorak salju berwarna biru. Eh, tunggu. Kurasa sweater yang kupakai saat ini sama dengan punya Yoona. Bagaimana bisa?
“Kau sudah mengambil korek api, Luhan-ah?” tanya Yoona saat aku memasuki halaman belakang rumahnya.
“Sudah. Ayo kita buat api unggun.” Aku pun menyalakan korek api pada kayu-kayu yang sudah kusiram dengan minyak tanah.
Yoona masih terlihat tidak semangat sambil memegang gitarnya itu. Kurasa sesuatu telah terjadi padanya.
“Yoona-ah, kau terlihat tidak biasa. Ada masalah?”tanyaku memulai percakapan.
“Anio, aku hanya lelah. Project majalahku belum selesai.” Terlihat sekali Yoona berbohong padaku.
“Oh ya? Berita apa lagi yang kau perlukan?”,
“Foto-fotomu yang tak sempat kuambil saat di bandara.” Ujar Yoona.
“Kau kan bisa mengambil fotoku kapan saja.” Kataku
“Ne, aku tau. Tapi aku malas.” Ujar yoona.
“Yoona-ah, jujurlah padaku. Aku tau kau berbohong. Ada masalah padamu.” Aku mengambil gitar yang Yoona bawa.
Yoona justru menangis dan menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Aku membaringkan kepalanya di bahuku. Oh God, jantungku mengapa berdebar seperti ini? Mungkinkah aku menyukainya?
“Appa dan eomma akan bercerai.” Yoona mulai menghapus air matanya.
“Jinjja? Sudahlah kau tak perlu bersedih. Aku akan menyanyi untukmu.” Aku menawarkan diri menghibur Yoona.
                Kupetik gitar perlahan-lahan, seraya menyanyikan lagu baby don’t cry. Yoona melihatku dengan tatapan sayu. Betapa indahnya mata yeoja ini. Pikirku dalam hati.
“Wahh..wahh keren.  Suaramu lembut sekali, Luhan-ah.” Yoona memujiku.
“Kau berlebihan Yoona-ah. Suaraku biasa saja.” Kataku.
“eh, sweater kita sama, Deer.” Ujar Yoona yang baru menyadari kalau sweaternya sama denganku.
“kebetulan yoong. Eh, besok kan libur. Gimana kalau kita jalan-jalan. Refreshing gitu.”,
“Tapi aku tidak bisa pergi kalau pagi, aku harus ke kampus menyelesaikan project ini dengan rekan satu team ku.” Kata yoona.
“Kalau begitu, besok malam saja aku jemput ya. Kurasa Saturday night kan ramai.” Ajakku.
“Kau tak perlu repot menjemputku, kau tinggal teriak dan aku akan turun keluar Luhan-ah.” Ujar Yoona sambil tertawa. Lagi-lagi senyuman itu terukir jelas di bibir manisnya.
“Tidak sopan, Deer. Walaupun kamar kita bersebrangan, tetap saja tidak baik berteriak.” ,
“Ya sudah, aku mau istirahat dulu. Besok ketemuan oke?” Yoona mengacungkan  jari kelingkingnya.
“Oke, Deer.” Aku membalas acungan jarinya itu tanda sudah berjanji.
                Aku keluar dari halaman rumah Yoona, seraya menunggunya masuk ke rumahnya terlebih dahulu. Senyum itu kembali ditorehkan olehnya walau hanya singkat. Aku dapat melihatnya dibalik gemerlapnya cahaya malam. Aku menyukainya?
Author Pov’s
                Saturday night yang dinanti-nanti Luhan pun tiba. Luhan memakai blazer hitam dengan syal putih di lehernya. Luhan menapaki kakinya menuju rumah Yoona. Terlihat dari jauh Yoona duduk di teras rumahnya dengan kedua adiknya.
“Hei, noona. He is coming.” Sehun memanggil Noona nya.
“Okay, both of you looking for the house. Chorong-ah , jaga sehun baik-baik. Aku tidak lama.” Kata Yoona.
“lama pun tidak apa-apa. Kami rasa kau butuh refreshing.” Balas chorong.
“Kalau begitu, kalian berdua bisa ikut.” Luhan menyarankan.
“Aniyo, kami tidak mau mengganggu kalian.” Ujar chorong.
“Oh iya, di rumah ada Oh Hayoung, Tiffany noona dan Chanyeol. Kalian bisa main ke rumah.” Kata Luhan sambil menunjuk ke halaman belakang rumah.
“Kami pergi dulu, ne?” Yoona meminta izin kepada kedua adiknya.
“Ne, be careful noona.” Jawab Sehun
“Luhan oppa, jangan lupa jaga eonni baik-baik ne?” ujar chorong.
“ne, tentu. Aku akan menjaganya.” Luhan menjawab dengan pasti.
                Yoona dan Luhan berjalan kaki sambil beberapa kali mengambil foto bersama. Yoona dan Luhan terlihat menikmati jalan-jalan malam itu. Musim dingin baru saja dimulai di awal di desember ini. Terlihat bintang-bintang ramai menunjukkan cahayanya. Kedua rusa ini mulai berbaur bersama kemarin, tetapi sudah dekat sekali. Luhan yang mempunyai perasaan terhadap Yoona, masih memendamnya. Setiap Yoona ada di dekatnya, ia merasa nyaman. Tapi jantungnya berdetak sangat cepat. Begitu juga dengan Yoona. Meskipun tatapannya sangat dingin, mata Yoona tak bisa berbohong. Yoona juga menyimpan perasaan yang sama terhadap Luhan.
“Yoong, kau haus?” tanya Luhan.
“Hmm..ne.” jawab Yoona singkat.
“Kau tunggu disini, aku akan beli minuman disana sebentar. Nanti kita ke sungai han. Oke?”,
Yoona hanya menganggukkan kepalanya. Sementara Yoona menunggu, Luhan berjalan menuju kios yang menyediakan minuman hangat. Saat menunggu, Yoona sepertinya ada masalah. Dua orang namja tidak dikenal memaksanya untuk memberika uang. Tapi yoona tidak mau memberikannya. Dua orang namja itu terus memaksa Yoona. Saat Luhan hendak kembali ke tempat Yoona berdiri yang agak jauh dari kios itu, Luhan yang melihat Yoona diganggu oleh perampok itu segera lari. Matanya mendadak berubah menjadi merah menyala. Ia berubah menjadi liar kini. Dihampirinya kedua namja itu, dicakar-cakarnya wajah mereka, membanting mereka ke segala arah. Sampai akhirnya perampok itu pergi.
                Yoona tidak menyangkan itu akan terjadi, Luhan yang sangat ramah itu ternyata adalah... manusia serigala. Yoona berjalan mendekati Luhan.
“Lu..luhan-ah, gwenchana?” Yoona sedikit bergetar.
“Ne gwencahana. Kau sendiri?” Luhan mengecek seluruh wajah Yoona mana tau ia terluka.
                Luhan menarik tangan Yoona dan mengajaknya jalan ke arah sungai Han. Sepanjang jalan mereka hanya diam, mungkin karena kejadian barusan. Yoona masih tak percaya dan mungkin tak akan percaya. Sedangkan Luhan takut kalau Yoona akan menjauhinya. Ia tak mau kehilangan wanita yang ia cintai itu. Tanpa disadari sungai han sudah di depan mata. Luhan dan Yoona duduk di tepi sungai sambil memandang air yang begitu tenang mengalir.
“Yoona-ah, kau takut padaku?” tanya Luhan tiba-tiba.
“Hmm..ne sedikit.” Jawab Yoona.
“Tenang saja, werewolf tidak akan menyakiti orang baik. Werewolf hanya tidak mau orang yang ia sayangi terluka, Yoona-ah.” Jelas Luhan.
“Tapi bagaimana bisa, kau adalah manusia serigala?” Yoona masih keheranan.
“Begini Yoong, aku pernah menolong eommaku dari ulah werewolf pada waktu itu. Saat itu eommaku melihat ada werewolf bertengkar dengan penjahat. Karena ia takut, ia melemparkan batu ke arah mereka. Lalu eommaku hampir mati dibuatnya. Aku melindungi eommaku dan tidak sengaja membunuh salah satu dari mereka. Pemimpin mereka marah padaku, dan ia mengutukku menjadi manusia serigala seumur hidupku.” Luhan menjelaskan kronologi bagaimana ia bisa menjadi werewolf.
“Lalu dimana pemimpin mereka?” tanya Yoona.
“Hmm.. dia adalah leader di EXO-M. Kris. Dia bisa kekal, yoong. Selama ada werewolf yang lain, ia akan kekal. Hanya ada dua cara menghilangkan wujud werewolf, cinta yang tulus dan membunuhnya.” Ujar Luhan.
“Kalau begitu kita harus membunuhnya.”,
“Tidak semudah itu,Yoong. Ia sangat kuat.” Luhan memperingati.
“Itu pasti akan sulit sekali bagimu, Luhan-ah.” Kata Yoona.
                Luhan masih ingat betul bagaimana werewolf itu mengancamnya. Jika Luhan sampai jatuh cinta pada manusia, dan manusia itu juga mencintainya, Kris akan membunuhnya. Karena ia tau, jumah werewolf saat ini sudah sedikit.
“Yoona-ah, kau tau sejak pertama kali bertemu. Aku merasakan ada yang salah pada diriku.” Luhan mengambil batu dan melemparnya ke sungai.
“Apa salahnya?” tanya Yoona.
“Mencintai seorang manusia, yaitu kau.”,
“Mwo? Aku tidak salah dengar?” Yoona benar-benar tidak percaya.
“Yoona-ah, maukah kau menemaniku menjalani hidupku yang suram ini? Selalu ada di sisiku saat aku membutuhkanmu?” Luhan menyatakan perasaannya kepada Yoona.
“hmm..”,
“Aku tau pasti kau akan menjawab tidak. Hidup dengan orang sepertiku sangatlah beresiko. Aku takut kau terluka.” Ujar Luhan.
“Aku butuh waktu.” Jawab Yoona singkat.
11 months Later
                Hayoung berlari ke arah oppa nya yang baru pulang. Terlihat ada sesuatu yang terjadi.
“Oppa..oppa.. Tadi Kris bertemu denganku.” Ujar Hayoung.
“Mwo? Dia melukaimu?” tanya Luhan.
“Ani. Tapi ia bilang, ‘jauhi yeoja itu atau kau akan mati’. Kurasa ia marah kau dekat dengan Yoona eonni.” Hayoung cemas.
“Sudahlah kau tak perlu memikirkan itu. Tiffany noona dan chanyeol kemana?” Luhan tidak melihat mereka dari tadi.
“Tiffany eonni pergi keluar negeri, katanya ada meeting di Amerika. Chanyeol oppa bermain basket di Hangang Park.” Ujar Hayoung.
“Arasseo, istirahatlah kau. Kau pasti sangat lelah.” Luhan menyuruh adiknya itu tidur.
                Sementara itu, Luhan masih cemas akan apa yang diberitahukan Hayoung barusan. Yoona pasti akan dalam masalah. Walaupun sampai saat ini mereka hanyalah sebatas teman dekat. Tapi Luhan masih menyimpan perasaan untuk Yoona sampai kapanpun. Sudah hampir setahun Luhan mengenal Yoona. Yoona bukannya sekali saja pernah ditemui Kris. Sudah 3 kali kris menemui Yoona. Tapi Luhan selalu berhasil menyelamatkan Yoona. Dan itu tidak membuat mereka memutuskan hubungan persahabatan mereka. Yoona selalu ada untuk Luhan, meskipun bukan sebagai kekasih.
                Tiba-tiba handphone Luhan bergetar. Dilihatnya layar ponsel itu, YOONA. Luhan mengangkat telepon itu. Namun, bukanlah suara Yoona yang terdengar. Ia mengenal suara itu, Tao dan Kai. Ya pasti mereka.
“Kau mau yeoja ini selamat? Datanglah ke tempat biasa. Hahaha.” Suara Tao terputus begitu saja.
                Luhan berlari secepat mungkin menuju tempat itu. Tempat dimana Kris, Tao, dan kai biasa berkumpul. Tinggallah Luhan, Tao, dan Kai werewolf yang tersisa. Kris tidak mau menghilangkan kutukan itu. Namun ia telah menyalahgunakan kekuatan wolf nya. Setelah sampai, dilihatnya Yoona diikat dengan tali dan mulut tertutup. Tao dan Kai berdiri disampingnya.
“Apa yang kalian inginkan? Jika kalian menginginkanku, jangan bawa-bawa dia.” Ujar Luhan.
“Oh,,lihatlah teman kita ini. Peduli sekali. Kau jatuh cinta padanya Luhan-ah?” Kai berjalan sempoyongan ke arahnya.
                Luhan sudah mempersiapkan semua ini, ia membawa pisau yang sudah dilumuri minyak tanah. Semoga ini membantu.
“lepaskan dia.” Luhan membentak Kai.
Kai melepaskan pukulannya ke arah Luhan, namun Luhan dengan gesit menahan tangannya dan mematahkannya ke belakang. Kai menjerit keras dan mengeluarkan pisau dari kantongnya. Luhan sudah mengetahu taktik ini sejak lama. Saat kai hendak menusuknya, di tendangnya kaki kai sehingga ia jatuh dan pisaunya terpental ke atas. Saat itulah Luhan mengambil pisau itu dan menusuknya ke perut kai. Luhan menjatuhkan pisau Kai di tanah. Tao yang melihat kejadian itu tak mau kalah, ia mengambil pisau kai yang luhan jatuhkan tadi dan ia mengeluarkan jurus wushunya. Luhan hampir kewalahan melawan Tao. Saat Tao hendak membunuh Luhan, seseorang memukulnya menggunakan besi dari belakang dan saat Tao terjatuh pisau kai yang ia pegang mengenai tubuhnya sendiri.
                Yoona ternyata sudah terlepas dari ikatannya. Yoona langsung memeluk Luhan. PROKK..PROKK..PROKK. Terdengar seseorang menepuk tangan. Yoona dan Luhan menoleh ke belakang. KRIS. Ia datang. Luhan langsung menyuruh Yoona untuk mundur.
“ternyata kau mengkhianatiku, Luhan-ah.” Kris berjalan mendekati Luhan.
“Kau tidak pernah mau berubah, Kris.” Luhan berjalan mengintari Kris.
“Rasakan ini.” Kris mengeluarkan jurus wolf nya.
                Luhan terpental dan jatuh. Kris benar-benar kuat. Luhan melemparkan pisau yang ia persiapkan tadi kepada Yoona dan Yoona menangkapnya. Luhan terus melawan Kris. Namun kris jauh lebih kuat. Kali ini Luhan benar-benar jatuh, ia tak sadarkan diri. Kris berjalan ke arah Yoona. Kris tidak tahu kalau Yoona sedang memegang pisau. Saat Kris mendekati Yoona dan memegang tangannya. Yoona mengayunkan pisau itu dan mengenai tangan kris tepat di simbol naga yang ia miliki di tangannya. Kris jatuh tersungkur.
                Yoona berlari ke arah Luhan yang tak berdaya. Ia menangis melihat Luhan seperti itu. Ia takut tak bisa bertemu Luhan lagi.
“Luhan-ah..bangun..bangunn..!!”teriak Yoona.
                Namun tak ada respon. Yoona semakin bertambah sedih dan air matanya semakin banyak keluar. Dan saat itulah air matanya jatuh tepat mengenai simbol telekinetik Luhan dan rambut Luhan berubah menjadi hitam layaknya manusia biasa. Ya, Luhan kini telah berubah jadi manusia biasa. Karena cinta yang tulus dari Yoona. Luhan pun tersadar. Dilihatnya Yoona yang kini dihadapannya.
“Yoona-ah, kau melepaskan kutukan itu.” Kata Luhan sambil memeluk Yoona erat.
“Luhan-ah mianhae. Aku menyusahkanmu. Membuatmu dalam bahaya.” Kata Yoona.
“sudahlah, sekarang semuanya sudah berakhir. Aku akan menjagamu selalu.” Ujar Luhan sambil menghapus air mata Yoona.
“Apa dia sudah mati?”tanya Yoona sambil menunjuk ke arah Kris.
“Ani, dia hanya berubah menjadi manusia biasa. Karena kekuatannya besar, jadi pisau itu hanya membuatnya kehilangan kekuatan itu. Gomawoyo,Deer.” Luhan mengajak Yoona pergi dari tempat itu.
                Yoona dan Luhan berjalan-jalan ke pinggir sungai Han. Mengingatkan mereka akan hal yang terjadi tahun lalu, dimana Luhan menyatakan perasaanya pada Yoona.
“Luhan-ah, kau ingat saat kau menyatakan perasaanmu padaku?” tanya Yoona.
“Ne. Memang kenapa?” Luhan bertanya balik.
“Aku akan menjawabnya sekarang. Apa masih ada kesempatan?”,
“Ne, tentu.” Jawab Luhan.
“Aku tau memang perlu waktu untuk berpikir. Tapi kau harus tau, saat itu aku punya perasaan yang sama padamu. Dan sekarang kurasa ini waktunya aku harus menemanimu hingga akhir hayatku.” Ujar Yoona.
“Jinjja? Kau serius?” Luhan bertanya lagi.
“Ne, aku serius Luhan-ah.”Yoona mengulangnya sekali lagi.
                Luhan memeluk Yoona. Luhan tahu, waktu yang akan menjawab semuanya. Tuhan punya rencana tersendiri. Saat itulah, salju jatuh diatas mereka. Musim dingin telah tiba.
“Deer, coba kau hitung berapa banyak salju yang turun.” Kata Luhan.
“Micheosso. Kau gila. Mana bisa dihitung.” Yoona menjitak kepala Luhan.
“Seperti itu juga cintaku padamu, sampai kapanpun kau tak akan bisa menghitung seberapa besar cintaku untukmu.” Luhan mengadahkan tangannya menyambut salju yang jatuh ditangannya.
“Kalau begitu, sering-seringlah ke sungai Han. Kau lihat airnya yang mengalir itu. Seperti itu juga cinta dan kasih sayangku padamu, mungkin suatu saat nanti aku tak bisa selalu menemanimu, ingatlah cintaku selalu mengalir padamu tak akan berhenti.” Kata Yoona sambil menunjuk ke arah air.
“Deer, saranghae.” Ujar Luhan seraya mengacak-acak rambut Yoona.
“Nado saranghae, Deer.” Yoona mencubit hidung Luhan.
                Mereka menjalani kehidupan mereka dengan nyaman dan aman. Tak ada lagi beban. Semuanya telah berubah.
Luhan Pov’s
                Alarm berbunyi nyaring di telingaku. Jam menunjukkan pukul 07.00. Aku akan telat ke kampus kalau begini. Saat aku bangun, dan membuka jendela kamarku, kulihat kamar di seberang itu. Ada kertas dengan tulisan tertempel di jendela itu.
“KAU TERLAMBAT BANGUN LAGI, DEER. AKU MENUNGGUMU DI TERAS.”
                Yoona sudah menungguku ternyata. Sulit sekali bagiku untuk bangun pagi. Aku segera berlari ke kamar mandi dan bersiap-siap.
“Hyung, kau tidak sarapan dulu?” tanya Chanyeol.
“Aku buru-buru.” Ujarku.
“Ya tentu saja. Kau selalu bangun kesiangan oppa. Dan Yoona eonni sudah menunggumu.” Hayoung memarahiku.
                Kulihat Yoona sudah menunggu di teras rumahnya. Dengan sigap ku arahkan setirku ke depan rumahnya.
“Kau makan apa semalam, lambat sekali bangun.” Gerutu Yoona saat memasuki mobil.
“Aku termakan cintamu, Yoong.”,
“Gombal lagi. Kajja, nanti kita terlambat.”ajak Yoona.
                Sesampainya di kampus, Yoona tidak pernah absen masuk ke ruangan project majalahnya itu. Kulihat ada eunji dan suho disana.
“Hei, kalian sudah dekat saja.” Kataku kepada suho.
“Kami jadian, hyung.” Jawab suho.
“Chukkae. Pabo yeoja-ah.” Ujar Yoona sambil memukul pelan kepala eunji.
“Aku bukan yeoja yang gila lagi, eonni.” Eunji mengerucutkan bibirnya.
“Memang kalian saja yang boleh pacaran.” Suho menyambung.
                Aku tahu, kini Yoona sudah menjadi milikku. Dia merubah segala hidupku. Dia melepaskanku dari jeratan werewolf. Dan aku janji aku akan menjaganya. Karena aku tak mau sesuatu terjadi lagi dan akan mengubah hidupku lagi.
Author pov’s
1 year later, 5th december 2013
                Hari ini adalah hari jadi Yoona dan Luhan yang pertama. Tidak terasa waktu sudah membawa hubungan mereka selama setahun ini. Suka duka mereka hadapi bersama, tak ada yang tersakiti, dan tak ada yang terlukai. Luhan mengajak Yoona ke tengah kota Seoul. Mereka akan berjalan-jalan selama salju turun menghujani kota Seoul. Luhan berencana akan memberikan Yoona hadiah hari ini.
“Yoona-ah, aku ingin memberimu hadiah.” Ujar Luhan.
“apa hadiahnya?” tanya Yoona yang penasaran.
“Nanti akan kuberi. Kau berjalan-jalanlah dulu. Nanti kita ketemu di depan gedung Concert Hall itu, okay?” Luhan berlari meninggalkan Yoona untuk membeli hadiah.
                Yoona berkeliling sendirian. Ia bersyukur masih dapat menemani Luhan selama setahun ini. Dia akan berusaha menjadi yang terbaik untuk Luhan. Setelah lelah berkeliling, Yoona memutuskan untuk duduk di bangku taman yang berada di depan Concert Hall yang Luhan katakan tadi. Beberapa menit kemudian, Yoona tidak sengaja melihat Kris disana. Dilihatnya Kris menggenggam pistol yang ia sembunyikan di kantong jasnya.
“Oh tidak, ini akan jadi masalah lagi.” Ucap Yoona dalam hati.
                Dilihatnya Luhan sudah berjalan menuju concert Hall. Luhan menunggu di anak tangga itu. Dan dilihatnya lagi Kris yang berdiri agak jauh darinya. Namun ia masih dapat melihat gerak-gerik Kris. Diangkatnya pistol itu mengarah ke Luhan. Yoona tahu kris hendak menembak Luhan. Saat kris melepaskan tembakan ke arah Luhan, saat itu pula lah Yoona berlari ke tengah. Dan... Peluru menusuk jantungnya.
                Luhan yang melihat itu segera berlari begitu cepat ke arah Yoona seraya membawa hadiah yang berisi kosmetik itu. Digenggamnya tangan Yoona yang begitu dingin. Darah segar mengalir di tubuhnya.
“Yoona-ah, maafkan aku. Mianhae, aku meninggalkanmu.” Luhan menangis tersedu-sedu.
“Lu..lu..han-ah, seharusnya aku yang minta maaf. Karena aku tidak bisa menemanimu ke depannya.  Mungkin tak akan ada lagi, desember-desember indah yang kita lalui bersama. Luhan-ah, kau hanya perlu tau, aku sangat menyayangimu. Saat aku tak bisa lagi disisimu, carilah penggantiku yang bisa membuatmu nyaman, Deer. Sarang..ha..e” Ucapan Yoona terputus begitu saja, dan saat itu pula mobil polisi datang menangkap Kris.
“Yoona, jangan tinggalkan akuu!! Aku mencintaimu sangat mencintamu. Yoona-ah kau berjanji akan menemaniku. Kenapa kau tinggalkan aku??” Luhan menangis sambil memeluk Yoona yang sudah tak bernyawa lagi.
2 years later, 5th december 2015
                “chagiya, kau tunggu di mobil. Nanti aku akan kembali secepat mungkin.” Luhan meninggalkan kekasihnya itu di dalam mobil.
Yoon sohee. Itulah yeoja yang kini mengisi hatinya setelah 2 tahun kepergian cinta pertamanya, Yoona. Hari-harinya kini sepi, meskipun sudah mendapatkan pengganti. Tak ada yang bisa menggantikan kasih sayang dan cinta Yoona.
                Luhan kembali dengan membawa seperangkat barang kosmetik di tangannya. Saat ia melewati concert hall, saat itu pula tiba-tiba memorinya berputar kembali dimana kejadian itu terjadi. Itu sudah lama sekali. 2 tahun yang lalu. Yoona yang tertembak pada hari itu, darah, dan barang kosmetik. Ia ingat betul saat itu ia hendak memberi Yoona hadiah berupa barang kosmetik dan peristiwa tragis itu terjadi.
                Membawa kenangan-kenangan indah yang ia lakukan bersama Yoona dahulu. Semua kejadian yang mereka lalui. Bagaimana Luhan bisa menjadi manusia biasa seperti sekarang ini. Semuanya tak akan bisa terlupa begitu saja. Terutama kenangan bulan desember di Sungai Han. Luhan tau, Yoona bahagia melihatnya bahagia. Tapi Luhan tak akan bahagia tanpa Yoona di sisinya lagi. Luhan berdiri lama sekali di depan concert hall itu, memandangi bangku taman dimana Yoona duduk terakhir kalinya.
“Yoona-ah, kau jahat sekali. Kau bahkan belum selesai menghitung salju yang turun setiap musim dingin. Aku merindukanmu.” Luhan bergumam di dalam hati
                Butuh waktu yang sangat lama untuk melupakan bagaimana senyuman Yoona dapat melelehkan hatinya, bagaimana wajah seram Yoona saat marah padanya, bagaimana ia bersembunyi di cafe bersama Yoona, dan bagaimana mata Yoona yang indah itu menangis. Semuanya sulit dilupakan.

“Seberapa kuat caraku melupakanmu, itu tak akan terjadi selama masih ada desember selanjutnya dan selanjutnya. Aku hanya ingin kau tau, Deer. Melupakanmu adalah hal terburuk yang tak pernah ingin kulakukan. Aku pasti akan selalu mengunjungimu, dan aku akan sering bermain ke sungai Han. Saranghae.” Perlahan air mata Luhan menetes membasahi pipinya.

-cinta yang tulus, tak akan pernah terlupakan walau bagaimanapun kau berusaha melupakannya. –
Author quotes
~END~

Rabu, 01 Januari 2014

Hiring Admin for YourRPWQuotes

Kita lagi nyari admin buat fanbase ini. Yg minat liat syarat nya.

syarat :
-Aktif
-tidak sedang hiatus/semi hiatus/long hiatus
-tidak berniat ingin leave atau deact
-tidak berniat menjadi hacker
-saat ngadmin tdk boleh memposting hal yg berbau yadong
-dapat on pada wktu yg kalian tentukan sendiri dan harus konsekuen.
-tidak memposting hal-hal yg dpt menyebabkan fanwar
-harus ramah, baik, tidak kasar
-boleh mempromote akun rp sndiri jika saat akan off.
-usahakan setiap sebelum memulai kegiatannya, berusahalah untuk menambahkan followers.
-kegiatan-kegiatan yg dilakukan harus lebih kreatif. Karena sebelumnya fanbase ini hanya menyediakan jasa wgf,wgl,menfess dan lainnya.
-Jika ingin merubah bio atau ada yg lain yg ingin kalian ubah, harus seizin owner.

Setelah mengerti syaratnya, jawab pertanyaan di bawah ini, Lalu kalian kirim DM ke @KL_YoonaGG atau @blueyoonah. Bisa juga melalui gmail atau twitlonger.

1. Jika terpilih, kegiatan apa lagi yg akan kalian lakukan selama ngadmin?
2. Bisa on pda jam brp saja?
3. skrg duduk di kelas brp?